Mohon tunggu...
ulfi hida
ulfi hida Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Sedang menempuh S2 di FKM UI

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Evaluasi Program Pemberdayaan Duta Desa Wisata Sehat

11 Juni 2024   04:42 Diperbarui: 11 Juni 2024   05:01 53
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Dokumentasi Tim FKM UI

Teori Logic Model

Teori Logic Model umum digunakan untuk mengkaji dan mengevaluasi suatu program dilihat dari berbagai aspek, mulai dari sumber daya yang digunakan, proses keberlangsungannya, hasil, sampai dampak jangka panjang dari program (CDC, 2017). Menurut W.K Kellogg Foundation (2004), Logic Model merupakan cara yang sistematis dan visual untuk menyajikan berbagi pemahaman tentang hubungan antara sumber daya yang dimiliki untuk mengoperasikan program, kegiatan yang direncanakan untuk dilakukan, dan perubahan atau hasil yang ingin dicapai (W.K Kellogg, 2004). Logic Model adalah alat untuk merencanakan, menggambarkan, mengelola, mengomunikasikan, dan mengevaluasi suatu program atau intervensi (CDC, 2017).

Menurut CDC (2017), Logic Model meningkatkan kemungkinan program akan berhasil dikarenakan:

  • a. Mengkomunikasikan tujuan program dan hasil yang diharapkan.
  • b. Menjelaskan tindakan yang diharapkan untuk menghasilkan hasil yang diinginkan.
  • c. Menjadi acuan bagi semua orang yang terlibat dalam program ini.
  • d. Meningkatkan keahlian staf program dalam perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi.
  • e. Melibatkan pemangku kepentingan, meningkatkan kemungkinan komitmen sumber daya.
  • f. Memasukkan temuan dari penelitian lain dan proyek demonstrasi.
  • g. Mengidentifikasi hambatan potensial untuk operasi program sehingga staf dapat mengatasinya sejak dini.

Berikut adalah komponen dalam Logic Model (CDC, 2017):

  • Masukan (Input): Input ialah sumber daya yang digunakan dalam keberlangsungan program, mulai dari merencanakan, mengimplementasikan, dan mengevaluasi program. Dapat terdiri dari sumber daya manusia, pendanaan, kemitraan, sarana dan prasarana.
  • Aktivitas (Activities): Aktivitas meliputi kegiatan-kegiatan yang merupakan bentuk dari produk dan layanan dari program terkait. Misalkan seperti, program penanganan stunting. penyuluhan atau edukasi, bentuk dukungan sosial, dan pemberdayaan masyarakat.
  • Luaran (Output): Luaran adalah hasil yang dapat dilihat langsung dari aktivitas yang sebelumnya sudah dijalankan. Luaran ini mudah dilihat tanpa perlu pengukuran yang spesifik karena bersifat lebih umum.
  • Hasil (Outcome): Hasil yang diharapkan dari program yang dijalankan, terbagi menjadi tiga, yakni:
    • Jangka pendek, seperti perubahan kesadaran, sikap. pengetahuan, keterampilan
    • Jangka menengah, seperti perubahan perilaku atau lingkungan
    • Jangka panjang, seperti pengurangan risiko, perubahan status kesehatan, atau kualitas hidup

Evaluasi Program Pemberdayaan Duta Desa Wisata Sehat Menggunakan Logic Model

Evaluasi Input

Pada tahap awal, Tim FKM UI melakukan perizinan dan berkoordinasi dengan stakeholder untuk melaksanakan Pelatihan Duta Desa Wisata Sehat. Tahap selanjutnya adalah mempersiapkan kegiatan, tim merencanakan alat, bahan, dan materi yang diperlukan. Dalam tahap ini, Tim FKM UI juga menyusun modul pelatihan yang berjudul “Buku Saku Desa Wisata Sehat”. Stakeholder yang terlibat dan kontribusinya adalah sebagai berikut:

  • Dinas Kesehatan Kabupaten Buleleng: Penasehat kegiatan dan narasumber pelatihan
  • Dinas Pariwisata Kabupaten Buleleng: Penasehat kegiatan dan narasumber pelatihan
  • BPBD Kabupaten Buleleng: Narasumber pelatihan
  • Pemerintah Desa Munduk: Memberikan izin program, izin Aula Desa, mic, dan proyektor
  • Pengelola wisata dan pemangku adat: Koordinator peserta pelatihan

Hal yang masih perlu mendapatkan perhatian adalah kurangnya anggota tim. Hal ini dikarenakan jumlah anggota tim hanyalah empat orang yang terdiri dari 1 dosen dan 3 mahasiswa. Kurangnya anggota tim ini menyebabkan cukup tersendatnya penyusunan modul pelatihan “Buku Saku Desa Wisata Sehat”. Modul direncanakan bisa dicetak satu minggu sebelum berangkat ke Bali, namun tim terpaksa finalisasi buku lima hari sebelum keberangkatan dan mencetak buku empat hari sebelum kegiatan.

Evaluasi Aktivitas

Kegiatan Pelatihan Duta Desa Wisata Sehat

  • Pelatihan difokuskan pada peningkatan pengetahuan dan keterampilan sasaran yakni 30 orang dari perwakilan 10 unsur masyarakat desa yang terdiri dari pemangku adat, karang taruna, guide, sopir wisata, pengelola akomodasi, PKK, kader, pedagang, subak, dan pengrajin. Pada kegiatan ini digunakan modul yang telah disusun sebelumnya. Pelatihan dapat terlaksana dengan baik karena adanya dukungan dari DPPM UI, Pemerintah Desa Munduk, Dinas Kesehatan Kabupaten Buleleng, Dinas Pariwisata Kabupaten Buleleng, BPBD Kabupaten Buleleng, dan sponsor. Seluruh peserta pelatihan mendapat satu set workshop kit yang terdiri dari: modul pelatihan, notes, pulpen, pin Duta Desa Wisata Sehat, nametag, serta produk sponsor (lipstick).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun