Yogyakarta - Seorang mahasiswa Universitas Ahmad Dahlan yang sedang melaksanakan PPL di SDN Tamansari 1 membagikan beberapa momen ketika PPL. Salah satu momen yang menurut mahasiswa tersebut berkesan dan penting yaitu ketika praktik mengajar mandiri karena bisa mengenal langsung dengan siswa. Mahasiswa tersebut berbagi pengalaman kepada siswanya. Pendekatan Culturally Responsive Teaching (CRT)Â yang dipilih untuk diterapkan dalam pembelajaran praktik mandiri di kelas IVa SDN Tamansari 1.Â
Pendekatan Culturally Responsive Teaching (CRT) merupakan pendekatan pembelajaran yang mengintegrasikan budaya ke dalam materi pembelajaran. Pendekatan CRT tentunya dapat membantu siswa dalam memahami dan memperkuat identitas budayanya, serta meningkatkan prestasi belajar.
Mahasiswa tersebut memasukkan unsur kebudayaan ke dalam pembelajaran. Salah satunya seragam yang digunakan yaitu gagrak dan jumputan yang merupakan pakaian adat Yogyakarta yang dipakai setiap Kamis Pon. Mahasiswa memulai pembelajaran dengan menyanyikan Lagu Daerah yaitu "Suwe Ora Jamu". Mahasiswa juga mengaitkan materi IPAS Bab 1 tentang bagian tubuh tumbuhan dengan makanan Khas yang ada di daerah Yogyakarta yaitu Bakpia dan Gudeg. Mahasiswa memberikan reward kepada siswa yang berani untuk bertanya, menjawab, dan memberikan tanggapan tentang materi pembelajaran hari ini. Mahasiswa juga membentuk siswanya menjadi beberapa kelompok untuk berdiskusi dan bermain games. Dalam games tersebut mahasiswa membuat soal yang berkaitan dengan kebudayaan dari makanan khas, rumah adat, pakaian adat, serta lagu daerah yang ada di Indonesia.
Siswa kelas IVa terlihat sangat antusias dengan pembelajaran yang sudah dilakukan. Siswa kelas IVa yang awalnya sangat pasif menjadi aktif dan berebut untuk menjawab quis yang ditampilkan melalui powerpoint. Mahasiswa pun merasa senang dengan melihat siswa yang aktif karena dapat melatih kepercayaan diri mereka. Pembelajaran diakhiri dengan sesi foto bersama dan pembagian reward bagi siswa yang mendapatkan bintang paling banyak.
Pengalaman ini merupakan pengalaman yang sangat berharga. Kita diberi kesempatan untuk belajar memahami karakteristik siswa yang berasal dari latar belakang kebudayaan yang berbeda-beda. Dengan menerapkan pendekatan Culturally Responsive Teaching (CRT), dapat memupuk dan menambah pengetahuan siswa tentang kebudayaan yang ada di Indonesia. Mahasiswa juga perlu untuk terus melestarikan kebudayaan yang ada di daerah agar tidak pudar.Â
Dengan adanya praktik mengajar ini, menambah pengalaman mahasiswa dalam mengajar dan memberikan dampak positif bagi perkembangan pendidikan di sekolah tersebut. Hal tersebut merupakan langkah awal mahasiswa untuk mempersiapkan diri sebagai guru yang profesional.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H