Project Based Learning (PJBL) merupakan model pembelajaran yang menggunakan projek atau kegiatan yang bertujuan untuk memperdalam dan mengembangkan pengetahuan siswa dengan kegiatan penyelesaian masalah dan investigasi yang dilakukan secara berkelompok. Menurut Kemdikbud (2013), peserta didik melakukan eksplorasi, penilaian, interpretasi, sintesis, dan informasi untuk menghasilkan berbagai bentuk hasil belajar. Project Based Learning (PJBL) menekankan pembelajaran yang berpusat pada peserta didik dalam melakukan sebuah investigasi pada suatu topik. Model pembelajaran ini tidak hanya berfokus pada hasil akhir saja, namun juga menekankan pada proses penyelesaian masalah yang dilakukan siswa sehingga dapat menghasilkan sebuah produk. Dengan demikian, pada proses ini siswa akan mendapat pengalaman yang berharga karena berpartisipasi aktif dalam menyelesaikan projek. Selain itu, pada model pembelajaran Project Based Learning (PJBL), guru berperan sebagai fasilitator yang akan menuntun dan membimbing siswa dalam melaksanakan dan menyelesaikan projek sehingga dapat menghasilkan sebuah produk sebagai bukti bahwa siswa mampu untuk menyelesaikan masalah dan melakukan investigasi pada suatu topik.
Adapun karakteristik dari Project Based Learning (PJBL) adalah sebagai berikut (Yuniza, 2023):
- Berfokus pada peserta pembelajaran atau siswa (student oriented)
- Berbasis proyek dalam pembelajarannya
- Mengembangkan partisipasi aktif dari peserta didik
- Menumbuhkan inisiatif dan kemandirian dari peserta didik
- Melatih kolaborasi dan tanggung jawab untuk mengakses dan mengelola informasi untuk mencari solusi
- Melatih berpikir kritis (critical thinking) dan kreativitas peserta didik
- Evaluasi dilakukan secara berkala karena peserta melakukan refleksi
- Proyek pembelajaran menghasilkan sebuah produk atau output yang jelas
- Fasilitator mendampingi selama proses pembelajaran
Guru sebagai fasilitator berperan penting pada keberhasilan pelaksaan projek yang dilakukan oleh siswa. Peran dari guru yang akan membantu untuk memfasilitasi pembelajaran tersebut diharapkan dapat membuat dampak positif bagi siswa sehingga dapat menyelesaikan projek dengan baik. Adapun peran guru dalam menerapkan pembelajaran berbasis proyek, yaitu sebagai berikut:
- Merencanakan dan mendesain pembelajaran.
- Membuat strategi pembelajaran.
- Membayangkan interaksi yang akan terjadi antara guru dan siswa.
- Mencari keunikan siswa.
- Menilai siswa dengan cara transparan dan berbagai macam penilaian.
- Membuat portofolio pekerjaan siswa.
Adapun sintaks model pembelajaran Project Based Learning (PJBL) yang dikembangkan oleh The George Lucas Educational Foundation (2005) adalah sebagai berikut:
- Mulai dengan pertanyaan (start with the essential question), tahap ini pembelajaran dimulai dengan pertanyaan esensial, yaitu pertanyaan yang dapat memberi penugasan kepada siswa dalam melakukan suatu aktivitas.
- Merancang kegiatan projek (design a plan for the project), perencanaan dilakukan dengan pemilihan aktivitas yang dapat mendukung dalam menjawab pertanyaan esensial serta mengetahui alat dan bahan yang dapat digunakan untuk membantu penyelesaian kegiatan proyek.
- Membuat jadwal aktivitas (create a schedule), penjadwalan sangat penting untuk dapat mengerjakan projek sesuai dengan waktu yang tersedia. Aktivitas pada tahap ini antara lain membuat timeline untuk menyelesaikan proyek, membuat deadline penyelesaian proyek, membimbing siswa membuat cara yang sesuai dan berhubungan dengan proyek dan meminta siswa untuk membuat penjelasan (alasan) tentang pemilihan suatu cara. Guru bertanggungjawab untuk melakukan monitor terhadap aktvitas siswa selama menyelesaikan proyek. Monitoring dilakukan oleh guru sebagai mentor. Agar mempermudah proses monitoring dibuat sebuah rubrik yang berupa kartu kendali.
- Melakukan penilaian (asses the outcome), penilaian dilakukan untuk membantu guru dalam mengukur dan mengetahui ketercapaian capaian pembelajaran berdasarkan standar yang telah ditetapkan pada proses dan produk yang dihasilkan. Penilaian juga berfungsi untuk mengevaluasi kemajuan setiap siswa dan memberi feedback atau umpan balik terkait tingkat pemahaman yang telah siswa capai.
- Refleksi pengalaman yang didapat (evaluate the experience), tahapan ini dilakukan pada akhir proses pembelajaran Project-Based Learning, guru dan siswa melakukan refleksi bersama terhadap kegiatan yang telah dilakukan dan produk yang telah dihasilkan. Proses refleksi dapat dilakukan secara individu maupun kelompok. Siswa diberikan kesempatan untuk menyampaikan perasaan dan pengalamannya selama menyelesaikan proyek.
Dalam pengimplementasiannya pada proses pembelajaran, adapun kelebihan dalam dari penerapan model project-based learning yaitu:
- Dapat meningkatkan motivasi belajar siswa
- Meningkatkan kemampuan berpikir kritis dan memecahkan masalah
- Membuat siswa menjadi lebih aktif dan kreatif
- Meningkatkan kemampuan kolaborasi siswa
- Meningkatkan kemampuan membangun relasi yang baik dengan orang lain maupun teman sejawat
- Mendorong siswa untuk mengembangkan dan mempraktikkan keterampilan komunikasi
- Memberikan pengalaman kepada siswa dalam mengorganisasikan proyek, membuat alokasi waktu dan sumber-sumber lain seperti perlengkapan untuk menyelesaikan tugas
- Menyediakan pengalaman belajar yang melibatkan peserta didik secara kompleks dan dirancang berkembang sesuai dunia nyata
- Membuat suasana belajar menjadi menyenangkan, sehingga peserta didik maupun pendidik menikmati proses pembelajaran.
Follow Instagram @kompasianacom juga Tiktok @kompasiana biar nggak ketinggalan event seru komunitas dan tips dapat cuan dari Kompasiana. Baca juga cerita inspiratif langsung dari smartphone kamu dengan bergabung di WhatsApp Channel Kompasiana di SINI