Mohon tunggu...
Ulfariyah
Ulfariyah Mohon Tunggu... Mahasiswa - Ulfariyah

belajar belajar dan belajar

Selanjutnya

Tutup

Money

Sri Lanka Mengalami Krisis Socioeconomic

18 Juni 2022   11:25 Diperbarui: 12 Juli 2022   23:09 144
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ekonomi. Sumber ilustrasi: PEXELS/Caruizp

Negara kepulauan dengan penduduk 22.000.000, Sri Lanka telah menghadapi krisis ekonomi dan politik salah satu penyebabnya adalah twin deficit economy. Penduduk Sri Lanka melakukan unjuk rasa turun ke jalan sebab ketidakpuasan pengeluaran domestik melebihi pendapatan nasional sehingga banyaknya berhutang tehadap luar negeri dan ketergantungan pada aliran modal asing. Selama beberapa tahun pemerintah Sri Lanka telah memperoleh banyak pinjaman dari negara lain dan organisasi internasional untuk membiayai layanan publik, selain itu menentang jam malam dan menteri pemerintah melakukan pengunduran diri secara massal (Yeung, 2022).

Pada Mei 2022, inflasi Sri Lanka menjadi naik dengan level tertinggi yang pernah tercatat dan pertumbuhan dua digit keenam berturut-turut sebesar 39,1%. harga produk makanan naik sebesar 57,4% dan produk non-makanan sebasar 30,6%. Dalam skala bulanan, harga konsumen naik sebesar 8,3% (Economics, 2022).

Situasi di Sri Lanka yang menyababkan penduduk harus bersiap mengalami kekurangan pangan, bersamaan dengan krisis ekonomi yang masih terjadi sampai saat ini. Hal ini telah disampaikan langsung oleh Perdana Menteri (PM) Ranil Wickremesinghe, dikutip Jumat (20/5/2021).

Pada April 2021 Presiden Gotabaya Rajapaksa membuat keputusan untuk melarang impor semua pupuk kimia sehingga menyebabkan penurunan hasil panen secara drastis dan keputusan ini dibatalkan, namun tak diikuti dengan pembelian yang substansial.

Selain mempengaruhi kehidupan sehari-hari krisis ekonomi ini perdampak pada rumah sakit yang telah melaporkan kekurangan obat-obatan dan pemadaman listrik selama 13 jam untuk pengematan energi ditengah krisis ekonomi.

Economics, T. (2022). Sri Lanka Inflation Rate.

Yeung, J. (2022). Sri Lanka is facing an economic and political crisis. Here's what you need to know. CNN World, 1.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun