Mohon tunggu...
Ulfa Rahmatania
Ulfa Rahmatania Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Jakarta - Indonesia

Selanjutnya

Tutup

Lyfe Artikel Utama

Sindrom Mbak Hana & Mas Bram

22 Juli 2014   21:24 Diperbarui: 18 Juni 2015   05:33 3410
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Suka nonton sinetron? Pasti anda tidak akan merasa asing dengan sinetron berjudul Catatan Hati Seorang Istri (CHSI). Sinetron yang ditayangkan oleh salah satu televisi swasta ini memang menurut saya cukup menyedot perhatian pemirsa di seluruh Indonesia, terutama bagi para ibu-ibu. Contoh terdekat adalah ibu-ibu di lingkungan saya.

Cerita yang diangkat dari novel dengan judul yang sama karya Asma Nadia ini memang memiliki banyak hikmah jika jika kita melihat sisi positifnya, terlepas dari berbagai sisi negatif yang terasa begitu menguras hati. Sisi positifnya antara lain, bagaimana hidup berumah tangga bukanlah hal yang mudah, tetapi pasti akan selalu ada solusi untuk itu semua, meskipun pasti ada pihak lain yang berusaha mengacaukannya.

Saya sendiri sebagai seorang perempuan yang belum menikah merasa mendapatkan cukup banyak pelajaran saat melihat tayangan ini, walaupun tidak setiap hari dan itu juga disebabkan ikut ibu saya yang menontonnya. Sebagai orang yang sangat buta tentang pernikahan, apalagi usia saya baru akan menginjak kepala dua, rasanya masih sangat mengawang-awang.

Beberapa hal yang dapat saya ambil hikmahnya adalah menjalani pernikahan tentu bukan hal yang mudah, perlu kesiapan jasmani, rohani, dan materi untuk menjalaninya. Bagaimana cara meredam dua kepala menjadi satu pemikiran, bagaimana menjadi orang tua yang baik, bagaimana menjadi anak yang baik, bagaimana menjadi teman yang baik, dan yang paling penting adalah bagaimana menjadi hamba yang baik.

Berbagai masalah yang dialami para tokohnya akhirnya hanya berujung pada pemecahan masalah yang mereka temukan setelah meredam emosi, berpikir dengan tenang, dan berpasrah pada semua kehendak Allah. Setiap masalah yang Allah berikan pasti ada jalan keluarnya, begitulah katanya. Sinetron ini dirasa tepat sasaran karena ditayangkan pada bulan Ramadhan, di mana tingkat religious menusia dirasa semakin meningkat. Jadi, akan lebih mudah menerima “ceramah” dalam potongan-potongan adegan di sinetron tersebut.

Hal yang menarik dari sinetron ini:

1.HIJAB HANA

Hijabnya si Mbak Hana ini sekarang sangat terkenal di kalangan para wanita, terutama di kalangan pedagang pakaian dan kerudung. Hijab sederhana yang digunakan oleh Dewi Sandra yang memang sudah cantik, semakin membuatnya cantik. Tapi jangan berharap wajah anda akan seperti Dewi saat mengenakan hijab ini. Moment menjelang lebaran kali ini tentu menjadi berkah tersendiri untuk para pedagang kerudung. Alhamdu..lillah…. Jamaah..oh jamaah..

2.Mas Bram semakin terkenal

14060136431347990205
14060136431347990205

Siapa yang tidak tahu Ashraf Sinclair? Suami BCL ini memang sudah cukup sering wara-wiri di layar kaca, tetapi karena perannya sebagai Mas Bram. Namanya semakin bersinar saja. Shine bright like a dimons…la..la..la.

3.Pencemaran nama baik si Hello Kitty

14060136912119572559
14060136912119572559

Kartun imut yang identik dengan warna pink itu kini sudah mulai beralih dari kucing lucu berwarna putih, menjadi WIL (Wanita Idaman Lain) yang diperankan oleh Cut Meyriska. Lihat saja gambar-gambar ini. kasihan si Hello Kitty :D

4.Ratting yang tinggi

14060137541917680190
14060137541917680190

Terkenalnya sinetron ini digunakan untuk jualan yang dituliskan untuk amal yang akan disumbangkan kepada anak-anak yatim. Anda berminat? Hihihi..

Itulah sedikit ulasan saya tentang sindrom Mbak Hana dan Mas Bram. Tulisan ini dibuat hanya untuk mengisi waktu luang di bulan Ramadhan dan menjadi penghiburan dari kebosanan dan rasa muak saya terhadap berita tentang Pilpres yang rasanya sudah lebay itu.

Jakarta, 22 Juli 2014

Ulfa Rahmatania

Mohon tunggu...

Lihat Konten Lyfe Selengkapnya
Lihat Lyfe Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun