Hari sabtu, 2 november 2013. Om jay akhirnya memberi materi kepada kami lagi. Yap!! Karna minggu kemaren om jay ada halangan untuk hadir. Pada pertemuan ke- 9 ini, ada yang sedikit berbeda, bukan seperti materi-materi sebelumnya. Sekarang lebih memberitahukan langkah-langkah mengajar olimpisme ke anak-anak yang belum mendapatkan materi olimpisme. Materi yang di berikan om jay adalah ‘Workshop Ketrampilan Fasilitasi Dalam Penanaman Olimpisme'
Menjadi seorang pengajar merupakan hal yang tidak mudah. Memerlukan kesabaran yang tinggi, apalagi jika mengajar anak-anak sd yang biasanya super bandel. Peraturan sebelum memulai pelajaran itu sangat penting untuk di terapkan loh ternyata. Misalnya:
1.Hp di non-aktifkan atau di silent, karna Hp salah satu masalah dalam pembelajaran. Membuat tidak fokus tepatnya.
2.Saling menghargai satu sama lain
3.Agar Semangat dan Antusias, kita harus bisa membuat sesuatu yang menarik, misalnya saat di seru:
·Olimpisme ? !di jawab : ‘Excellence, Respect , Friendship’
· Mau seperti apa kita ?! dijawab : ‘Citius, Altius, Fortius ‘
Mudah kan?? hehehe
4.Bila peserta merasamendapatkan ilmu/ Hal baru, berseru 123 !!! (yang lain menjawab : WOW !!)
Banyak yang harus di lakukan pengajar saat memulai pelajarannya, di antaranya :
1.Pentingnya Saling Mengenal
Sikap saling kenal mengenal dengan sesama dapat membuat kerja sama yang kokoh. Banyak hal yang dapat kita ajarkan sebagai cara pengenalan, bisa dengan dongeng, permainan, dan sebagainya.
2.Teori/Konsep Belajar-Mengajar
Belajar-mengajar??? Proses untuk mengubah perilaku, melalui aktifitas / kegiatan yang dapat menambah, mengubah,mengembangkan :
·Pengetahuan (Knowledge)
·Ketrampilan (Skill)
·Sikap (Attitude)
Dua Konsep Dasar Dalam Pendekatan Belajar – Mengajar Berdasarkan Objek/peserta
a. PAEDAGOGI
Ilmu dan Seni Dalam Mengajar Anak
b. ANDRAGOGI
Ilmu dan Seni Dalam Membantu Orang Dewasa Belajar
Terminologi :
Paid : Anak
Andr : Orang Dewasa
Agogos : Membimbing / Memimpin
Dua Konsep Dasar Dalam PendekatanBelajar – Mengajar Berdasarkan Prosesnya
a. “CONCEPTUAL LEARNING”
lebih menitik beratkan pada pemahaman filosofis/ konsep/nilai dari materi pelajaran yang di berikan
b. “EXPERIENTIAL LEARNING”
lebih menitik beratkan pada proses pemberian pengalaman nyata (fasilitasi).Diterapkan untuk mengembangkan pengetahuan, ketrampilan dan sikap, yang berbasis pada “kesadaran berpikir” peserta tentang apa yang telah dialami.
Empat elemen dalam pelatihan berbasis experiential learning adalah :
1.Adanya tindakan / pengalaman
2.Adanya proses refleksi / pendalaman tentang apa yang telah dilakukan
3.Adanya transfer, dari refleksi pengalamannya selama pelatihan ke dalam kehidupan nyata
4.Adanyake sinambungan prilaku dalam
jangka panjang
3.Peran Fasilitator Dalam Belajar-Mengajar
Fasilitator memiliki peranan penting dalam proses belajar. sebagai pemberi informasi dan pemudah terjadinya proses belajar-mengajar Di sisi lain, seorang fasilitator mempunyai tugas lebih menantang dari sekedar menyampaikan materi, yaitu merencanakan dan membangun situasi kelas yang kondusif, serta mambimbing dan memotivasi, agar selalu siap melakukan perubahan positif.
4.Tahapan Proses Fasilitasi dan Penerapan Model Bloom (4 F)
a.Tahapam proses fasilitasi
1.Proses Tee-Up, yakni memberikan Instruksi/ penjelasan/prosedur secara rinci untuk melaksanakan simulasi
Catatan : Bukan menjelaskantujuan/poin belajar
2.Debriefing, yakni pembahasan/penjelasan makna simulasi melalui diskusi interaktif, dimana diharapkan peserta sendiri yang lebih aktif dalam mengambil kesimpulan dari proses simulasi.
Catatan : Debriefing biasanya dilakukan pada akhir simulasi, namun bila diperlukan dapat dilakukan pada tengah simulasi (misalnya: peserta belum mampu menyelesaikan simulasi, sesuai waktu yang dialokasikan)
b.Metode Debrifing Model Bloom
Prinsip fasilitasi adalah proses membantu peserta pelatihan untuk mendapatkan pemahaman / merefleksikan apa yang dilakukannya selama simulasi.
Tugas seorang fasilitator (dikenal sebagai 4F) adalah :
1.Fact
Menggali dari peserta tentang apa yang telah dialaminya
2. Feeling
Menggali proses psikologis peserta selama simulasi
3.Finding
Membimbing peserta untuk menemukan “makna” sebuah peristiwa / simulasi
4.Future (What’s next ?)
Membimbing peserta untuk mempunyai komitmen dalam mengaplikasikan nilai positif yang didapatkannya di situasi nyata