Dewasa ini, banyak sekali yang berbicara tentang fenomena disrupsi, disrupsi, dan disrupsi. Salah satu contoh pengaruh era disrupsi itu seperti berkembang pesatnya aplikasi-aplikasi online yang biasa kita pakai untuk membantu kehidupan kita sehari-hari. Namun, apakah fenomena disrupsi hanya sebatas itu saja?
Definisi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, disrupsi adalah hal yang tercabut dari akarnya. Menurut Rhenald Kasali dalam artikel CNN, disrupsi adalah  sebuah inovasi menggantikan seluruh sistem lama dengan cara-cara baru. Disrupsi berpotensi menggantikan pemain-pemain lama dengan yang baru. Dalam kehidupan sehari-hari disrupsi adalah terjadinya sebuah perubahan yang mendasar. Yang dimaksud mendasar ini adalah evolusi teknologi yang sekarang menjadi bagian besar dalam kehidupan keseharian kita.
Era disrupsi dikenal dengan era di mana semua perubahan berjalan begitu cepat. Semua orang berlomba-lomba untuk mengkualitaskan diri yang lebih baik agar tidak tertinggal dan tetap mempertahankan status quo. Jika dalam bisnis kita mengenal market leader, maka di era disrupsi ini sang market leader mungkin bisa tiba-tiba jatuh dan posisinya tergantikan dalam waktu dekat karna perubahan yang begitu cepat ini.
Semakin berkembang pesatnya suatu teknologi di era disrupsi ini otomatis akan mempengaruhi banyak hal. Berkembangnya teknologi mempengaruhi ekonomi, perilaku individual, keseharian, cara berpikir, pertimbangan dalam pengambilan keputusan termasuk kepemimpinan. Kunci untuk survive di era disrupsi ini adalah berinovasi, berkreasi dan beradaptasi. Jika seorang pemimpin tidak berinovasi, tidak beradaptasi dan tidak mengikuti perkembangan maka akan tertinggal, tidak efektif dan tidak efisien serta tidak relevan dengan jaman yang serba cepat ini.
Seperti yang dijelaskan di atas, kepemimpinan merupakan salah satu pengaruh dari era disrupsi. Teknologi berkembang, perubahan yang begitu cepat, kompetitor yang selangkah di depan, akan mempengaruhi cara seseorang memimpin. Dalam buku The Leadership Experience karangan Richard L. Daft, ia mengatakan terdapat dua paradigma dalam kepemimpinan sebagai berikut:
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H