Mohon tunggu...
Money Pilihan

Paradigma Kepemimpinan, Inovasi, Kreasi, dan Adaptasi di Era Disrupsi

13 Juli 2018   15:32 Diperbarui: 13 Juli 2018   16:25 1377
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Sumber: www.radioidola.com

Dewasa ini, banyak sekali yang berbicara tentang fenomena disrupsi, disrupsi, dan disrupsi. Salah satu contoh pengaruh era disrupsi itu seperti berkembang pesatnya aplikasi-aplikasi online yang biasa kita pakai untuk membantu kehidupan kita sehari-hari. Namun, apakah fenomena disrupsi hanya sebatas itu saja?

Definisi menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, disrupsi adalah hal yang tercabut dari akarnya. Menurut Rhenald Kasali dalam artikel CNN, disrupsi adalah  sebuah inovasi menggantikan seluruh sistem lama dengan cara-cara baru. Disrupsi berpotensi menggantikan pemain-pemain lama dengan yang baru. Dalam kehidupan sehari-hari disrupsi adalah terjadinya sebuah perubahan yang mendasar. Yang dimaksud mendasar ini adalah evolusi teknologi yang sekarang menjadi bagian besar dalam kehidupan keseharian kita.

Era disrupsi dikenal dengan era di mana semua perubahan berjalan begitu cepat. Semua orang berlomba-lomba untuk mengkualitaskan diri yang lebih baik agar tidak tertinggal dan tetap mempertahankan status quo. Jika dalam bisnis kita mengenal market leader, maka di era disrupsi ini sang market leader mungkin bisa tiba-tiba jatuh dan posisinya tergantikan dalam waktu dekat karna perubahan yang begitu cepat ini.

Semakin berkembang pesatnya suatu teknologi di era disrupsi ini otomatis akan mempengaruhi banyak hal. Berkembangnya teknologi mempengaruhi ekonomi, perilaku individual, keseharian, cara berpikir, pertimbangan dalam pengambilan keputusan termasuk kepemimpinan. Kunci untuk survive di era disrupsi ini adalah berinovasi, berkreasi dan beradaptasi. Jika seorang pemimpin tidak berinovasi, tidak beradaptasi dan tidak mengikuti perkembangan maka akan tertinggal, tidak efektif dan tidak efisien serta tidak relevan dengan jaman yang serba cepat ini.

Seperti yang dijelaskan di atas, kepemimpinan merupakan salah satu pengaruh dari era disrupsi. Teknologi berkembang, perubahan yang begitu cepat, kompetitor yang selangkah di depan, akan mempengaruhi cara seseorang memimpin. Dalam buku The Leadership Experience karangan Richard L. Daft, ia mengatakan terdapat dua paradigma dalam kepemimpinan sebagai berikut:

Sumber: Daft, Richard L. 2015. The Leadership Experience 6th Ed. Stamford: Cengage Learning.
Sumber: Daft, Richard L. 2015. The Leadership Experience 6th Ed. Stamford: Cengage Learning.
Paradigma  adalah cara pandang orang terhadap diri dan lingkungannya yang akan mempengaruhinya dalam berpikir, bersikap, dan bertingkah laku. Seorang pemimpin yang memilih paradigma lama di era disrupsi, kemungkinan besar akan gagal. Karena paradigma lama sudah tidak relevan dengan masa sekarang. Seorang pemimpin harus menggunakan paradigma baru dalam kepemimpinannya. Di era disrupsi ini, seorang pemimpin harus ramah, merangkul pengikutnya dan ikut serta bekerja sama dengan bawahannya. Sehingga dapat menciptakan lingkungan kerja yang baik dan tetap bisa berinovasi, berkreasi dan beradaptasi di era disrupsi ini.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Money Selengkapnya
Lihat Money Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun