Menurut data sensus pertanian 2003-2013, dapat disimpulkan bahwa tenaga kerja pertanian didominasi tenaga kerja usia tua lebih dari 40 tahun, dan jumlah tenaga kerja mudamengalami penurunan. Hal ini membuktikan tenaga kerja muda mengalami penurunan setiap tahunnya dan akibatnya mengalami penambahan permasalahan klasik ketenagakerjaan pertanian, yaitu rendahnya rata-rata tingkat pendidikan dibandingkan dengan tenaga kerja di sektor lain. Sehingga tidak ada regenerasi muda yang akan melanjutkan menjadi petani, dan didominasikan tenaga kerja tua.Â
Alasan penyebab penurunan minat tenaga kerja muda di sektor pertanian yaitu karena kurang bergengsinya dan kurang bisa memberikan imbalan memadai, terhadap kerja di sektor pertanian. Sehingga bagi anak-anak muda pedesaan kurang tertarik dengan pekerjaan di bidnag pertanian, padahal dengan krisis petani muda di sektor pertanian dan dominannya petani tua memiliki konsekuensi terhadap pembangunan sektor pertanian keberlanjutan, khususnya terhadap produktivitas pertanian, daya saing pasar, kapasitas ekonomi perdesaan dan lebih lanjutnya dapat mengacam terhadap ketahanan pangan.
Terdapat faktor yang mempengaruhi penurunan kondisi minat generasi muda untuk bekerja di sektor pertanian. Sumber daya manusia yang disiapkan untuk kerberlanjutan tidak ada henti-hentinya terjadi di setiap daerah, namun sering terjadi kendala-kendala yang mempengaruhinya, sehingga butuhnya strategi dalam menyelesaikan permasalahan peningkatkan tanaga kerja di sektor pertanian.Â
Menurunnya angka tenaga kerja usia produktif dibidang pertanian
Berikut ini data sensus pertanian pada tahun 2013 tingkat komposisi petani di Indonesia menurut umur, dimana terjadi fenomena umum dari perubahan struktural demografi ketenagakerjaan sektor pertanian di Indonesia mengarah pada fenomena penuaan petani.
Hasil dari diagram diatas survei petani pada tahun 2013 Â adalah terjadi proporsi yang berbeda beda, dimana umur 40-45 tahun memiliki tingkat jumlah terbanyak dari pada yang lain, dimana senilai 41 % dan pada umur 20-29 tahun memiliki tingkat jumlah yang kecil, dimana senilai 13 %. Sehingga data tersebut membuktikan minat regenerasi muda menurun. Hal ini dikarenakan jumlah tenaga kerja di perdesaan mengalami penurunan karena terjadi peningkatan tenaga kerja yang bermigrasi ke perkotaan.Â
Mereka cenderung tidak memilih pertanian sebagai pekerjaan mereka, dimana pekerja di kota untuk mencari pekerjaan di sektor lain dan sangat berdampak ke kebutuhan generasi muda. Hal tersebut merupakan faktor pendorong generasi mudah kerja di perkotaan. Faktor ekonomi sudah menjadi dampak dominasi pada masyarakat desa, dimana sektor pertanian masih belum menjawab kebutuhan masyarkat desa.
Faktor lain tidak tersedianya lapangan pekerjaan bagi masyarkat desa menjadi daya pendukung masyarakat desa untuk mencari lapangan pekerjaan di perkotaan. Sehingga pekerjaan pertanian ketika tidak mampu menjawab kebutuhan dan tantangan masyarakat desa, mengakibatkan masyarkat desa semakin kuat untuk mencari pekerjaan lain selain di bidang pertanian. Faktor berikutnya adalah tingkat pendidikan yang terjadi mempengaruhi pola pikir tenaga kerja muda di sektor pertanian, dimana semakin tinggi pendidikan tenaga kerja muda di perdesaan, maka mereka akan semakin selektif dalam memanfaatkan kesempatan kerja di perdesaan. Karena hari ini kerja di sektor pertanian masih di bilang remeh bagi generasi muda, karena pekerjaannya di sawah dan sulit membuat daya minat pekerjaan pertanian berkurang.
Solusi Terhadap Menurunnya Tenaga Kerja Sektor Pertanian
Kondisi tersebut harus diselesaikan permasalahannya agar pertumbuhan dan perkembangan pertanian keberlanjutan dapat berjalan secara maksimal. Salah satu cara dalam penyelesaian permasalah tersebut adalah dengan pengembangan agroindustri, dimana strategi ini merupakan sebuah cara dalam menambah nilai tambah dari hasil pertanian yang di hasilkan.Â
Penunjang tersebut dengan dibarengi oleh perkembangan teknologi untuk dapat menjalankan agroindustri. Dan strategi terakhir adalah dengan memberikan fasilitasi lebih untuk generasi muda untuk bekerja di sektor pertanian, adalah dengan mengadakan pelatihan di bidang pertanian, mengenalkan peluang sukses di sektor pertanian dan meningkatkan kapasitas generasi muda untuk bertani dengan memberikan fasilitas dalam pengelolaan kegiatan pertanian, dengan tersebut pembangunan pertanian keberlanjutan akan selalu terjaga dan minat generasi muda akan menjadi pola pikir yang di minati untuk bekerja di sektor pertanian (Susilowati, 2016).