Dear my angel…
Tahukah kau, ada debar ganjil di dadaku saat mengetahui kabar kehadiranmu. Serupa ketukan-ketukan birama yang makin laun makin cepat, menghentak. Sungguh bahagia yang tak biasa. Laksana memandang pendar ribuan kunang-kunang. Bermandi cahaya.
Sayang…
Sungguh kedua lenganku rindu memelukmu. Menghirup aroma lembut tubuhmu. Menyesapnya dalam-dalam, hingga seluruh rongga pulmoku penuh akan wangi surgawimu. Lalu, koloni-koloni eritrositakan menghantar wangimu hingga tiba pada neuronku.
Sepasang bibirku pun tak mau kalah. Tak sabar mengecup kening, pipi dan juga lembut bibirmu. Mengalirkan getar-getar cinta di dadaku yang meruah.
Lihatlah sayang, hadirmu telah merekahkan bunga cintaku yang sekian lama dorman.
Sayang…
Ternyata bukan hanya aku yang mabuk oleh hadirmu, ada banyak pasang mata yang kagum akan dirimu. Semua riang menyambutmu. Dedo’a dan harap mengalun menjadi nada yang hadir dari hati, tak henti. Rupanya kau telah lama dinanti. Dua pasang mata tak jemu memandangmu penuh kasih. Kadang mereka saling menatap, kemudian bertukar senyum saat menatapmu. Kau adalah berkah dariNya. Berkah untuk sepasang hati yang telah sabar memelihara cinta. Berkah bagi seorang perempuan yang telah sembilan bulan ikhlas menghabiskan detik bersamamu. Juga berkah bagi dua jundi cilik yang akan memanggilmu dengan sebutan “Dik”.
Sayang…
Kaulah cahaya mata, denting hati, juga buah do’a siang malam ayah bunda. Selamat datang, sayang. Kusambut kau dengan kecupan penuh cinta.
.
.
Tondok Toraya, 13 Agustus 2011
~Tante Uleng~
.
.
.
.
.
>> Buat malaikat kecilnya abang Mamar *selamat jadi ayah (lagi)* dan Irsyam Syam *selamat menjadi Om*
>> Gambarnya minjem dari sini
>> Nomor 45 : Uleng Tepu
>> Untuk menikmati surat-surat cinta yang lain silakan mengunjungi Malam Perhelatan & Hasil Karya Surat Cinta (FSC) Kompasiana.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H