Mohon tunggu...
Ulinnuha Syahputra
Ulinnuha Syahputra Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Suka jurnalistik dan ber explorasi di dunia nyata dan maya. cari yang positif obati yang negatif....

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Tindakan Anarkis, Bukan Solusi

3 Juni 2012   00:04 Diperbarui: 25 Juni 2015   04:28 290
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

sejak berdirinya Indonesia sebagai bangsa yang Merdeka, Indonesia mempunyai asas-asas yang sangat tepat dan efektif untuk mempersatukan tanah air Indonesia, yaitu PANCASILA. Pancasila merupakan asas yang pas untuk bangsa Indonesia, karena Pancasila dibuat dengan pemikiran dan Ikhtiyar yang sangat matang dan sangat memanusiakan manusia, karena di dalamnya sudah menyangkut semua hal, baik mengenai suku adat budaya ras bahkan agama semuanya sudah difikirkan dan di buat dengan sematang-matangnya, salah satunya yaitu yang di gencar gencarkan oleh orang barat, HAM (Hak Asasi Manusia), pada dasarnya HAM juga sudah ada dan tersurat di dalam UUD 1945, namun mayoritas bangsa Indonesia adalah orang awam, dan kurang mengetahui bagaimana isi Pancasila dan UUD 1945. sehingga dalam aplikasi HAM tersebut bangsa mencontoh dan meniru nenek moyang mereka bagaimana kehidupan yang baik dan bermoral dalam bersinggungan dengan sesamanya. Indonesia, adalah negara dimana negara tersebut mempunya jutaan budaya, adat, suku bahkan bermacam agama ada dan di terima di Indenesia, mayoritas penduduk di Indonesia adalah beragama Islam, namun Indonesia itu bukan hanya tentang islam, Indonesia itu menyangkut semuanya baik budaya, suku, adat, ras, bahasa bahkan agama. sehingga dalam menetukan sesuatu nggak bisa dengan salah satu hal tersebut, harsu mencakup semuanya, yaitu dengan berdasarkan agama, pendekatan budaya dll, kalau didalam memutuskan sesuatu tidak berdasarkan atas semua yang ada maka hal seperti itu namanya pemaksaan, dan di dalam beragama, dalam menjalankannya itu tidak boleh ada  sitilah pemaksaan. semua harus dengan kesadaran, dan kesadaran itu bisa muncul dan timbul karena memiliki moral tinggi dan sangat bagus. Tentang moral, memperbaiki moral itu harus denga takaran yang pas dan sesuai, bukan dengan cara kekerasan ataupun ataupun anarkis dengan mengbersihkan tempat-tempat yang digunakan untuk maksiyat, tapi dengan sikap yang sebaliknya, yaitu kelembutan. meskipun tempat-tempat ma'siyat dibersihkan sampai akar-akarnyapun niscaya akan muncul tempat-tempat yang baru bahkan lebih megah dan lebih indah dari sebelumnya. kalau memperbaiki moral dengan cara kekerasan dan anarkis, maka yang muncul adalah semakin keras dan anrkis, karena kekerasan tidak bisa di lawan dan di tentang dengan kekerasan, kalau di paksa maka mereka akan semakin tinggi dan membara. salah satu solusi untuk mengatasinya adalah dengan pendekatan spiritual, karena kita dan kawan-kawan kita yang masih suka dengan perbuatan ma'siyat adalah masih banyaknya kotoran yang berada di hati kita, kalau hati sudah kotor maka moral pasti hancur dan bejat karena hati adalah sumber segalanya, baik tidaknya seseorang tergantung hatinya masing-masing, karena ini yang sakit yang dalam, yaitu hati, bukan yang diluar, karena yang luar itu cuma menjalankan apa yang di inginkan dan diperintahkan oleh apa yang ada didalam, dan kerasnya tindakan kita menunjukkan kerasnya hati kita.

1338681714580778234
1338681714580778234
"mengobati penyakit dalam(hati) bukan dengan balsem, tapi dengan obat dalam yang sesuai untuk mengobati penyakitnya"

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun