Mohon tunggu...
April
April Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Selayang aksara dari pikiran manusia

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Inflasi dan Deflasi: Saudara berbeda makna

30 Januari 2025   21:17 Diperbarui: 30 Januari 2025   21:17 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Pernahkah Anda merasa harga barang kebutuhan sehari-hari seperti makanan, bensin, atau pakaian semakin mahal dari waktu ke waktu? Atau sebaliknya, pernahkah Anda merasa harga barang justru turun drastis, membuat Anda bisa membeli lebih banyak dengan uang yang sama? Nah, perasaan itu ternyata berkaitan erat dengan fenomena ekonomi yang disebut inflasi dan deflasi. Mari kita kupas dua istilah ini dengan cara yang lebih mudah dimengerti dan menarik!

Apa itu Inflasi?

Inflasi adalah kondisi di mana harga barang dan jasa secara umum naik dalam suatu periode waktu. Ketika inflasi terjadi, uang yang Anda miliki tidak lagi memiliki daya beli yang sama seperti sebelumnya. Misalnya, tahun lalu Anda bisa membeli sebungkus mie instan seharga Rp2.000, namun tahun ini harganya sudah naik jadi Rp2.500. Kenaikan harga ini adalah dampak dari inflasi.

Tapi, apakah inflasi itu selalu buruk? Tidak juga. Inflasi yang terkendali, dalam jumlah yang wajar, sebenarnya bisa menjadi tanda bahwa perekonomian sedang berkembang. Ketika harga barang naik, hal itu bisa berarti ada peningkatan permintaan dari konsumen, yang menandakan bahwa orang-orang memiliki uang lebih untuk dibelanjakan. Ini mendorong perusahaan untuk memproduksi lebih banyak barang, yang akhirnya meningkatkan lapangan pekerjaan dan pendapatan.

Namun, inflasi yang terlalu tinggi atau tidak terkendali bisa berbahaya. Ketika inflasi melonjak drastis, daya beli masyarakat menurun, dan jika dibiarkan, hal ini bisa menyebabkan krisis ekonomi. Di sinilah pentingnya kebijakan moneter dari pemerintah dan bank sentral untuk mengendalikan inflasi agar tetap stabil.

Apa itu Deflasi?

Sebaliknya, deflasi adalah kondisi di mana harga barang dan jasa secara umum turun dalam suatu periode waktu. Meskipun hal ini terdengar baik karena harga barang lebih murah, deflasi sering kali menjadi masalah besar dalam perekonomian. Ketika harga barang turun terus-menerus, konsumen mungkin menunda pembelian mereka, menunggu harga lebih rendah lagi. Akibatnya, permintaan barang menurun, dan perusahaan mulai mengurangi produksi.

Jika deflasi berlangsung lama, hal ini dapat memicu resesi ekonomi. Banyak perusahaan yang terpaksa memangkas biaya, seperti mengurangi jumlah tenaga kerja atau menghentikan produksi, yang pada gilirannya menyebabkan tingginya tingkat pengangguran. Dengan pengangguran yang tinggi, daya beli masyarakat semakin menurun, menciptakan lingkaran setan yang sulit diputus.

Kapan Inflasi dan Deflasi Bisa Terjadi?

Inflasi biasanya terjadi karena peningkatan permintaan yang lebih besar dari pasokan barang atau jasa yang tersedia. Ini bisa dipicu oleh faktor-faktor seperti pertumbuhan ekonomi yang cepat, kenaikan biaya produksi, atau kebijakan pemerintah yang memperbanyak uang beredar.

Deflasi, di sisi lain, sering kali terjadi saat perekonomian mengalami perlambatan. Permintaan masyarakat terhadap barang-barang menurun karena mereka lebih berhati-hati dalam mengelola keuangan, atau mungkin juga karena adanya kelebihan pasokan barang yang tidak dapat diserap oleh pasar.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun