Memahami Pemikiran Ekonomi Keynes dan Peranannya dalam Perekonomian Indonesia
Â
Dalam menjalani dinamika perekonomian global, pemikiran ekonomi memiliki peran krusial dalam membentuk kebijakan dan strategi pertumbuhan suatu negara. Salah satu tokoh ekonomi yang memainkan peran signifikan adalah John Maynard Keynes.
Dalam artikel ini, kita akan merunut pemikiran ekonomi Keynes dan menggali relevansinya dengan konteks perekonomian Indonesia. Bagaimana konsep-konsep Keynesian mungkin menjadi pemandu untuk memahami tantangan dan peluang ekonomi Indonesia?
Mari kita telaah bersama.
Sejarah Pemikiran Ekonomi Keynes
Pemikiran Keynes lahir dari kritiknya terhadap teori ekonomi klasik yang berlaku pada zamannya, yang menganggap bahwa pasar dapat berfungsi secara efisien tanpa campur tangan pemerintah. Keynes menolak anggapan ini, terutama setelah mengalami krisis ekonomi global yang terjadi pada tahun 1929-1933, yang disebut sebagai Great Depression.
Keynes berpendapat bahwa krisis tersebut disebabkan oleh kurangnya permintaan agregat, yaitu jumlah total permintaan barang dan jasa dari seluruh sektor ekonomi, seperti rumah tangga, perusahaan, dan pemerintah.
Keynes mengusulkan agar pemerintah dapat meningkatkan permintaan agregat dengan cara meningkatkan pengeluaran publik, menurunkan pajak, atau mencetak uang baru.
Dengan demikian, pemerintah dapat merangsang aktivitas ekonomi, menciptakan lapangan pekerjaan, dan meningkatkan pendapatan nasional.
Pemikiran Keynes telah mempengaruhi kebijakan ekonomi di banyak negara selama abad ke-20, terutama setelah Perang Dunia II. Keynesianisme menjadi aliran pemikiran ekonomi yang dominan hingga tahun 1970-an, ketika muncul tantangan-tantangan baru dari aliran-aliran lain, seperti moneterisme, neoliberalisme, dan ekonomi neoklasik.
Meskipun demikian, pemikiran Keynes tetap relevan hingga saat ini, terutama dalam menghadapi krisis-krisis ekonomi yang terjadi di berbagai belahan dunia, seperti krisis Asia pada tahun 1997-1998, krisis keuangan global pada tahun 2008-2009, dan krisis pandemi Covid-19 pada tahun 2020-2021.
Pemikiran Keynes juga dapat memberikan inspirasi bagi perekonomian Indonesia, yang memiliki tantangan-tantangan tersendiri, seperti kemiskinan, ketimpangan, korupsi, dan ketergantungan pada ekspor komoditas.
Â
Beberapa Teori Pemikiran Ekonomi Keynes
   Teori Pemikiran Ekonomi Keynes: Teori  Umum tentang Lapangan Kerja, Bunga, dan Uang
Buku utama yang memuat pemikiran Keynes adalah The General Theory of Employment, Interest and Money, yang diterbitkan pada tahun 1936.
Buku ini merupakan karya revolusioner yang mengubah paradigma ilmu ekonomi makro, yaitu cabang ilmu ekonomi yang mempelajari perilaku perekonomian secara keseluruhan.
Dalam buku ini, Keynes mengkritik teori ekonomi klasik yang berdasarkan pada hukum Say, yaitu hukum yang menyatakan bahwa setiap penawaran menciptakan permintaannya sendiri. Dengan kata lain, teori ini menganggap bahwa tidak akan ada kelebihan atau kekurangan permintaan di pasar, karena harga akan menyesuaikan diri secara otomatis untuk mencapai keseimbangan.
Teori ini juga menganggap bahwa pengangguran adalah fenomena sementara yang disebabkan oleh ketidaksempurnaan pasar, seperti kekakuan upah, biaya transaksi, atau informasi yang tidak sempurna. Teori ini menyarankan agar pemerintah tidak mengintervensi pasar, melainkan hanya berperan sebagai penjaga ketertiban dan keadilan.
  Teori Pemikiran Ekonomi Keynes: Fungsi Konsumsi
Keynes mengembangkan sebuah teori tentang fungsi konsumsi, yaitu hubungan antara konsumsi dan pendapatan. Keynes mengemukakan bahwa konsumsi adalah fungsi positif dari pendapatan, tetapi memiliki propensi marjinal untuk mengonsumsi (PMK) yang kurang dari satu. PMK adalah perubahan konsumsi yang terjadi akibat perubahan pendapatan sebesar satu satuan.
PMK yang kurang dari satu berarti bahwa setiap kenaikan pendapatan akan diikuti oleh kenaikan konsumsi yang lebih kecil, sehingga tabungan akan meningkat. Keynes menyatakan bahwa PMK cenderung menurun seiring dengan meningkatnya pendapatan, karena orang akan cenderung lebih hemat jika pendapatannya sudah tinggi.
Keynes juga menyatakan bahwa konsumsi dipengaruhi oleh faktor-faktor non-pendapatan, seperti kekayaan, utang, ekspektasi, dan preferensi.
Â
  Teori Pemikiran Ekonomi Keynes: Prinsip Efisiensi Marjinal Modal
Keynes juga mengembangkan sebuah teori tentang fungsi investasi, yaitu hubungan antara investasi dan tingkat bunga. Keynes mengemukakan bahwa investasi adalah fungsi negatif dari tingkat bunga, tetapi memiliki propensi marjinal untuk berinvestasi (PMI) yang lebih dari nol. PMI adalah perubahan investasi yang terjadi akibat perubahan tingkat bunga sebesar satu satuan.
PMI yang lebih dari nol berarti bahwa setiap penurunan tingkat bunga akan diikuti oleh kenaikan investasi, sehingga output akan meningkat. Keynes menyatakan bahwa PMI cenderung menurun seiring dengan menurunnya tingkat bunga, karena orang akan cenderung lebih berhati-hati jika tingkat bunga sudah rendah.
Keynes juga menyatakan bahwa investasi dipengaruhi oleh faktor-faktor non-bunga, seperti ekspektasi, kepastian, dan preferensi.
Relevansi Pemikiran Ekonomi Keynes dengan Perekonomian Indonesia
Â
Pemerintah perlu mengambil peran aktif dalam mengatur perekonomian, terutama dalam menghadapi krisis-krisis ekonomi yang dapat mengancam kesejahteraan masyarakat. Pemerintah dapat menggunakan kebijakan fiskal dan moneter untuk meningkatkan permintaan agregat, menciptakan lapangan pekerjaan, dan meningkatkan pendapatan nasional. Pemerintah juga perlu memperhatikan faktor-faktor non-ekonomi, seperti politik, sosial, budaya, dan lingkungan, yang dapat mempengaruhi perekonomian.
Pemerintah perlu mengembangkan sektor-sektor produktif, terutama sektor industri, yang dapat memberikan nilai tambah, meningkatkan daya saing, dan mengurangi ketergantungan pada ekspor komoditas. Pemerintah dapat meningkatkan investasi publik dan swasta, terutama dalam bidang infrastruktur, pendidikan, kesehatan, dan penelitian dan pengembangan. Pemerintah juga perlu mendorong inovasi, kreativitas, dan kewirausahaan, yang dapat meningkatkan produktivitas dan efisiensi.
Kesimpulan
Pemikiran Keynes mengkritik teori ekonomi klasik yang menganggap bahwa pasar dapat berfungsi secara efisien tanpa campur tangan pemerintah.
Pemikiran Keynes mengusulkan agar pemerintah dapat mengambil peran aktif dalam perekonomian untuk mencapai tujuan-tujuan tertentu, seperti mengurangi pengangguran, mempromosikan pertumbuhan ekonomi, dan menjaga stabilitas harga. Pemikiran Keynes telah mempengaruhi kebijakan ekonomi di banyak negara selama abad ke-20, terutama setelah Perang Dunia II. Pemikiran Keynes tetap relevan hingga saat ini, terutama dalam menghadapi krisis-krisis ekonomi yang terjadi di berbagai belahan dunia.
Pemikiran Keynes juga dapat memberikan inspirasi bagi perekonomian Indonesia, yang memiliki tantangan-tantangan tersendiri, seperti kemiskinan, ketimpangan, korupsi, dan ketergantungan pada ekspor komoditas.
Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H