Mohon tunggu...
Ulan Nurhayati
Ulan Nurhayati Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Saya adalah seorang mahasiswa yang aktif dan berprestasi di kampus, dengan minat khusus dalam dunia penulisan. Hobi saya menari dan membaca buku fiksi. Saya juga memiliki ketertarikan dalam hal administratif dan menikmati tugas-tugas yang melibatkan kedisiplinan. Orang-orang sering menggambarkan saya sebagai wanita yang perfeksionis, mandiri, pintar, dan memiliki sikap positif yang ceria. Saya mendasarkan nilai hidup pada kejujuran dan kedisiplinan.

Selanjutnya

Tutup

Film

Menelusuri Koridor Mistis: Resensi Mendalam 'The Nun II'

24 Januari 2024   05:13 Diperbarui: 24 Januari 2024   05:49 106
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Film. Sumber ilustrasi: PEXELS/Martin Lopez

Nama pengarang: Richard Naing, Ian Goldberg dan Akela Cooper

Judul film: The Nun II

Perusahaan film: New Line Cinema, Warner Bros

Durasi film: 1 Jam 50 Menit

Tahun rilis: 2023

"The Nun 2" melanjutkan narasi menegangkan dari film pendahulunya dengan keberhasilan mempertahankan atmosfer horor yang kuat. Disutradarai oleh Michael Chaves, film ini menggali lebih dalam ke dalam kehadiran iblis Valak dengan cerita yang lebih kompleks. Taissa Farmiga, yang memerankan Suster Irene, menonjol dengan penampilan kuat, menggambarkan perjuangan batin karakternya yang terombang-ambing antara masa lalu traumatis dan panggilan baru untuk menghadapi kejahatan yang tak terbayangkan. Penampilan memukau juga datang dari Jonas Bloquet, Storm Reid, Anna Popplewell, Katelyn Rose Downer, dan Bonnie Aarons, yang menambah lapisan ke kompleksitas cerita.

Cerita dimulai empat tahun setelah peristiwa film pertama, di mana Suster Irene berhadapan kembali dengan Valak yang tampaknya belum hancur. Perjalanan hidupnya sebagai suster Katolik yang tenang terganggu oleh serangkaian kejadian misterius di Eropa, mempertaruhkan nyawanya dan membuka luka masa lalu. Keputusannya untuk menyelidiki bersama Suster Debra, dimainkan oleh Storm Reid, menambah dimensi baru pada cerita, memunculkan ketakutan yang lebih dalam dan pertarungan melawan Valak yang sengit.

Michael Chaves berhasil membangun ketegangan melalui sinematografi gelap dan pengaturan mencekam, menciptakan atmosfer horor yang sesuai dengan genre tersebut. Peningkatan permainan kamera dan efek khusus memberikan nuansa yang memperkaya kengerian film ini. Meskipun beberapa momen plot terdramatisir dan klise terlihat, "The Nun 2" berhasil memberikan pengalaman memuaskan bagi penggemar horor dengan kombinasi elemen-elemen klasik dan nuansa baru yang mengejutkan.

Sebagai kelanjutan dari kisah "The Nun," film kedua ini mampu mempertahankan intensitas dan ketegangan yang memikat penonton. Sementara "The Nun" pertama memperkenalkan kita pada kehadiran mengerikan Valak dan perjuangan suster Irene melawannya, dengan latar belakang tahun 1950-an, cerita dimulai ketika seorang biarawati muda ditemukan meninggal dengan cara tragis di biara tersebut. Berita tersebut mencapai Vatikan, yang kemudian mengirim Suster Irene, seorang novis yang belum mengikrarkan sumpah kebiaraan, bersama pendeta yang memiliki masa lalu yang kelam, untuk menyelidiki insiden tersebut. Selama penyelidikan, mereka menemukan kekuatan jahat yang mengintai biara dan harus berhadapan dengan kengerian yang lebih besar dari yang pernah mereka bayangkan.

Dari sisi sinematografi, "The Nun" pertama memanfaatkan set biara yang gelap dan menyeramkan dengan sangat baik. Setiap adegan dirancang untuk menciptakan ketegangan dan rasa takut, dengan efek suara yang mendalam dan musik yang membangun atmosfer horor yang tebal. Kehadiran Valak, dengan wajah yang menyerupai biarawati namun memiliki kekejian yang luar biasa, menambah lapisan kengerian pada cerita. Namun, seperti kebanyakan film horor, "The Nun" pertama tidak luput dari kritik. Beberapa kritikus merasa bahwa film ini terlalu bergantung pada adegan sustersif yang mungkin terasa berlebihan, sementara plotnya terkadang terasa datar dan mudah ditebak.

Meskipun begitu, bagi penggemar genre horor, film ini tetap menawarkan pengalaman menyeramkan dengan sejumlah adegan yang mampu membuat bulu kuduk berdiri. Pentas akting dari Taissa Farmiga sebagai Suster Irene dan Demin Bichir sebagai pendeta penyelidik juga patut diberi pujian. Kedua aktor ini berhasil menghidupkan karakter-karakter mereka dengan emosi dan ketegangan yang sesuai dengan atmosfer film. Keberhasilan mereka dalam memerankan karakter yang berjuang melawan kekuatan jahat yang luar biasa menambah daya tarik dari film ini.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Film Selengkapnya
Lihat Film Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun