Mohon tunggu...
Ulan Hernawan
Ulan Hernawan Mohon Tunggu... Guru - I'm a teacher, a softball player..

Mari berbagi ilmu. Ayo, menginspirasi!

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Puisi | Sepucuk Surat untuk Ayah

16 September 2017   16:01 Diperbarui: 16 September 2017   22:39 1783
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
[Foto: Ilustrasi/selipan.com]

Sepucuk Surat Untuk Ayah

Ayah, hari ini aku bersiap diri untuk kembali. Dari rantau ku yang tak kunjung berhenti

Aku selalu mengabdi dan bekerja bukan untuk diri, tapi berdikari untuk institusi tempat aku berdiri

Hari demi hari aku habiskan waktu meniti karir dan harga diri. Dan akhirnya, tibalah aku untuk menetapkan hati,pulang untuk berbakti

Namun, seiring langkahku berlari, aku terhenti. Institusi tempat aku berdiri, tak mampu mengenali jati diri ini

Tapi aku lega, telah bebas karena menahan diri. Meski luka ini bernyanyi, aku akan terima sebagai konsekuensi

Ayah, jalan panjangku berliku dan aku sendiri. Aku hanya ingin pulang dan menyentuh batu nisanmu yang kokoh berdiri

Oleh : Ulan Hernawan

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun