Mohon tunggu...
Ratih Amalia
Ratih Amalia Mohon Tunggu... Guru - Ibu Rumah Tangga, Guru, Pendidik

Seorang Ibu Rumah Tangga yang berprofesi sebagai guru, terutama guru bagi kedua buah hatinya, Kakak Al dan Adik Gi.

Selanjutnya

Tutup

Healthy

Kenali Diet Keto: Dampak dan Manfaatnya bagi Kesehatan Anda

21 Mei 2024   06:29 Diperbarui: 21 Mei 2024   06:34 51
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Kesehatan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Schantalao

Diet ketogenik, atau yang lebih populer disebut diet keto, telah menjadi tren di kalangan masyarakat yang ingin menurunkan berat badan. Diet ini menekankan pola asupan tinggi lemak, tapi rendah karbohidrat. Tujuannya adalah agar tubuh mencapai kondisi ketosis, di mana tubuh akan membakar lemak sebagai sumber energi utama.

Diet keto telah mendapatkan popularitas luar biasa di kalangan orang-orang yang ingin menurunkan berat badan dengan membakar lemak. Meski banyak yang bilang kalau diet keto ampuh menurunkan berat badan, Anda juga perlu mengetahui adanya dampak diet keto.

Dalam beberapa minggu pertama, orang yang menjalani diet keto biasanya akan mengalami gejala yang mirip flu, yang dikenal dengan istilah keto flu. Anda mungkin akan merasakan beberapa gejala, seperti sakit kepala, kelelahan, pilek, susah tidur, dan mual. Hal ini diakibatkan oleh proses adaptasi tubuh setelah kehilangan sumber energi utama dari karbohidrat.

Selain itu, diet rendah karbohidrat dapat mengurangi asupan glukosa sehingga mengganggu fungsi kognitif, seperti susah konsentrasi atau mengalami mood swing. Tubuh memerlukan adaptasi di awal perubahan pola makan ketogenik ini hingga otak terbiasa menerima asupan selain glukosa dari karbohidrat.

Namun, diet keto juga memiliki manfaat. Beberapa penelitian menunjukkan bahwa diet ketogenik dapat mengurangi kejang pada pasien epilepsi. Beberapa penelitian juga menunjukkan bahwa diet ketogenik dapat membantu menurunkan risiko penyakit jantung, sindrom metabolik, Alzheimer, dan Parkinson.

Penting untuk diingat bahwa setiap individu memiliki kebutuhan dan respons tubuh yang berbeda terhadap diet. Sebelum memulai diet ketogenik, sangat disarankan untuk berkonsultasi dengan ahli gizi atau dokter terlebih dahulu. Salam Sehat Indonesia.

Ratih Amalia, Seorang Guru Biasa

Bukan Siapa-Siapa

Bukan Apa-Apa

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Healthy Selengkapnya
Lihat Healthy Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun