Mohon tunggu...
Khairuddin Soleh Harahap
Khairuddin Soleh Harahap Mohon Tunggu... Guru - Besok belum tentu hari kita, maka jadikan hari ini sebagai hari penyebar kebaikan.

Guru dan Mahasiswa

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Masalah akan Indah pada Waktunya

13 Maret 2021   19:52 Diperbarui: 13 Maret 2021   20:50 192
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Manusia 'tak luput dari masalah, dan takkan pergi darinya. Jangan berpikir, bahwa anda saja yang punya masalah, penulis juga punya masalah, karena penulis punya masalahlah, makanya penulis menulis tentang masalah. Namun bukan berarti masalah itu yang menjadi permasalahan, akan tetapi hikmah yang terkandung di balik permasalahan yang perlu diaplikasikan.

Masalah kerap sekali ditakuti, dijauhi, bahkan dimusuhi. Padahal masalah itu membuat kita semakin dewasa dan ganjarannya pahala jika pandai memaknainya.  Dari masalah menjadi taat ibadah, dari masalah menjadi dewasa, dan dari masalah kita bisa terjaga. Istilahnya trouble is a friends.

Hidup memang tidak terlepas dari dua sisi. Ada hitam ada putih. Ada hidup ada mati, ada bahagia ada sedih, dan ada gelap ada terang. Hinaan dan kecewa sudah biasa, bahkan ini bagian dari masalah. 

Masalah tidak akan menjadi masalah, jika tahu cara memproduksinya. Misalnya, anda ingin beli jam tangan, tetapi anda tidak punya uang cukup tuk membelinya, berarti uang itu akan menjadi permasalahan, sebab tidak bisa membeli jam tangan, karena masalah itu ketidaksesuain antara harapan dan kenyataan. 

Hal tersebut bisa tidak menjadi masalah. Caranya ialah: Yaudah, tidak usa dulu beli jam tangan, lain kali ketika ada uang cukup, baru beli jam tangan. Begitulah ibaratnya dalam memproduksi masalah. Sembari juga berusaha, beribadah dan berdoa, agar keinginan di ijabah. Jangan ditunda-tunda ibadah, nanti Allah tunda juga keinginanmu. 

Kita bisa belajar memetik hikmah dari peristiwa isra' wal mi'raj Nabi Muhammad SAW. Sebelum nabi di isra' wal mi'rajkan, nabi mengalami masalah kesedihan, kegentingan, cacian dan makian, maka disebutlah kisah itu ketika 'aam al-huzni (tahun sedih) kerena wafatnya Abu Thalib dan Khadijah. Kedua tokoh ini merupakan peran penting dalam menjaga nabi dan dakwah Islamiyah.

Di saat Abu Thalib dan Khadijah telah tiada. Maka pada saat itulah, nabi pergi ke negeri Thaif. Kepergiannya berharap kesedihan akan hilang, dan dakwah Islam diterima oleh mereka. 

Namun, malang 'tak dapat ditolak, untung 'tak dapat diraih, bukannya nabi disambut dengan baik, malahan nabi dihina, dilempari kotoran unta, kayu dan batu, sampai berdarah di sekitar wajahnya. Kesedihan nabi semakin bertambah, sehingga bersembunyi di balik bukit. Akan tetapi nabi tidak mendoakan kejelekan bagi mereka yang menghina, malah berdoa kepada Allah agar anak, cucu dan cicit mereka kelak menyembah Allah. 

Begitulah, kesabaran, keikhlasan dan  perjuangan nabi, sehingga nabi di isra' wal mi'raj-kan oleh Allah pada malam hari dengan tujuan untuk mempersaksikan ayat-ayat (tanda-tanda) kepada Rasulullah. Sehingga kesedihan yang diderita dan keletihan semangat yang dialami nabi dapat dipulihkan. 

Allah ingin memperlihatkan kepadanya bahwa meskipun penduduk bumi bersekongkol hendak menggangu dan mengusir nabi, tapi seluruh penduduk langit berada di belakangnya. 

Dengan demikian nabi merasa tidak sendirian, karena ujung dari ayat tersebut dengan "Sesungguhnya Allah Maha Mendengar dan Melihat." Maknanya Allah akan mendengar keluh kesah, kesedihan dan ujian yang menimpah, jika kita mengaduh kepada-Nya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun