Â
Proyek IKN telah menarik minat investor, baik domestik maupun asing. Menurut laporan Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), anggaran yang diusulkan untuk pembangunan infrastruktur IKN pada tahun 2025 mencapai Rp26 triliun. Investasi ini tidak hanya diarahkan untuk membangun gedung pemerintahan, dan infrastruktur transportasi,, tetapi juga untuk sektor energi, perumahan, dan layanan publik lainnya.
Â
Salah satu dampak paling signifikan dari proyek ini adalah peningkatan dalam sektor konstruksi dan real estate. Ribuan proyek infrastruktur baru seperti jalan raya, jembatan, dan gedung perkantoran akan dibangun, menciptakan lapangan kerja baru dan mendorong pertumbuhan sektor properti di wilayah tersebut. Selain itu, dengan adanya pembangunan IKN, harga tanah di sekitar kawasan proyek mengalami kenaikan signifikan, yang juga berdampak pada nilai aset properti dan investasi.
Â
Dari sisi keuangan negara, proyek IKN menghadirkan tantangan besar dalam pengelolaan Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN). Menurut Menteri Keuangan Sri Mulyani, APBN menjadi instrumen penting untuk menghadapi tantangan ekonomi yang mungkin timbul dari proyek berskala besar ini. Alokasi anggaran untuk pembangunan IKN harus dilakukan secara hati-hati agar tidak mengganggu stabilitas fiskal negara.Dengan pengeluaran besar-besaran untuk pembangunan infrastruktur, ada risiko peningkatan defisit fiskal jika pendapatan negara tidak sebanding dengan pengeluaran. Namun, pemerintah berupaya untuk menutup celah ini dengan menarik lebih banyak investasi dari sektor swasta dan skema pembiayaan kreatif seperti Kerjasama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) Dekha, M. F. (2023).
Â
Proyek IKN juga diproyeksikan akan membawa dampak positif terhadap pertumbuhan ekonomi di wilayah Kalimantan. Pusat ekonomi yang sebelumnya terpusat di Jawa akan bergeser sehingga membuka peluang bagi Kalimantan untuk berkembang sebagai pusat ekonomi baru. Dengan pembangunan infrastruktur modern dan kemudahan akses transportasi, daerah-daerah di sekitar IKN diharapkan mampu menarik lebih banyak bisnis dan industri. Sektor-sektor seperti pariwisata, logistik, dan manufaktur diprediksi akan berkembang pesat seiring dengan berkembangnya infrastruktur di wilayah tersebut. Hal ini akan meningkatkan Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kalimantan, yang pada gilirannya akan mengurangi ketimpangan ekonomi antara Jawa dan luar Jawa.
Â
Namun, ada beberapa tantangan yang harus diatasi dalam pengembangan IKN. Pertama adalah risiko terhadap lingkungan dan keberlanjutan. Dengan pembangunan besar-besaran di wilayah yang sebelumnya didominasi hutan, terdapat kekhawatiran bahwa proyek ini dapat mengganggu ekosistem lokal dan meningkatkan emisi karbon. Kedua, tantangan dari sisi pembiayaan. Meskipun pemerintah berupaya menarik investasi swasta. Namun, skala proyek yang sangat besar ini masih menimbulkan kekhawatiran mengenai keberlanjutan pendanaannya, terutama jika kondisi ekonomi global memburuk atau terjadi krisis keuangan.
Â