Beliau juga menyoroti perlunya program transisi yang baik bagi penyandang disabilitas sebelum memasuki dunia perguruan tinggi. Misalnya, dengan memberikan pendampingan baik secara offline atau online, bantuan beasiswa khusus hingga peningkatan keterampilan yang dapat mendukung kemandirian. Beliau juga menekankan bahwa Inklusi adalah proses berkelanjutan yang memerlukan kolaborasi dengan berbagai pihak.
Dr. Muhibuddin Fadhli selaku dosen jurusan Teknologi Pendidikan (TEP) juga mengapresiasi keterbukaan Universitas Negeri Malang dalam mendukung penyandang disabilitas. Beliau menjelaskan bahwa inklusi tidak hanya tentang memberikan fasilitas, tetapi membangun lingkungan sosial yang juga mendukung bagi mereka. Hal ini dapat dimulai dengan berinteraksi sederhana yang dapat meningkatkan pemahaman dan membangun keakraban antara mahasiswa disabilitas dan non disabilitas.Â
Selain itu, terdapat pameran seni dari mahasiswa jurusan Teknologi Pendidikan (TEP) dan Pendidikan Luar Biasa (PLB) yang digelar di luar ruang Talkshow yang turut memberikan ruang inovasi dan kreativitas bagi mahasiswa disabilitas atau non disabilitas. Kemudian, acara Talkshow ditutup dengan penyerahan cinderamata kepada para narasumber sebagai bentuk apresiasi. Dilanjut dengan sesi dokumentasi bersama para peserta dan tamu undangan yang menjadi momen penutup berakhirnya Talkshow yang menjadi rangkaian kegiatan Hari Disabilitas Internasional (HDI) 2024.
Melalui acara ini, diharapkan inklusivitas dapat terus diperjuangkan baik di lingkungan kampus maupun di luar kampus. Harapan besar dari para narasumber dan peserta adalah agar para penyandang disabilitas tidak hanya mampu mengembangkan keterampilan dan cita-cita mereka saja, tetapi juga dapat menjadi bagian aktif dalam membangun masyarakat yang lebih inklusif.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H