Mohon tunggu...
ukim komarudin
ukim komarudin Mohon Tunggu... -

Guru SMP Labschool Kebayoran, Penulis, dan Motivator

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan Artikel Utama

Mempercayai Kesungguhan Berproses

16 April 2015   16:24 Diperbarui: 17 Juni 2015   08:01 100
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Gadget. Sumber ilustrasi: PEXELS/ThisIsEngineering

Hampir setiap orang ingin menjadi orang sukses. Tetapi kebanyakan orang tidak memahami bagaimana menempat dan memperlakukan dirinya untuk mencapai kesuksesan. Sering kali,kesuksesan hanya dimaknai sebatas hasil. Padahal, dua pertiga bagian dari pencapaian sukses adalah kesungguhan berproses.

Attendance

Anak tangga pertama dari seseorang yang ingin mencapai prestasi optimal adalah attendance yang dapat dimaknai memberi makna sungguh-sungguh dalam kehadirannya. Seseorang yang ingin sukses, bukan semata-mata hadir. Dirinya mendudukan dirinya sebagai hadirin yang besungguh-sungguh. Ia datang tepat waktu dan mengikuti seluruh acara hingga selesai. Ia mampu menghadirkan dirinya tidak sebatas raganya, tetapi juga dengan jiwanya. Sikap ini ditenggarai dengan mengambil posisi duduk di depan dan mampu berpartisipasi aktif sebagai peserta. Tandanya, jika giliran mendengarkan, ia mampu active listening , yakni mendengar dengan indera mata yang menunjukkan ketertarikan akan bahasan yang disampaikan, menyimak secara prima, dan mendengar dengan hati yang tulus senigga menangkap inti yang disampaikan. Jika diminta aktif, ia berupaya berpartisipasi dengan mengambil peran, sehingga kehadiran dan perannya menumbuhkan gairah dan semangat kepada peserta lainnya.

Sikap attendance ini bisa dibandingkan dengan pilihan sikap sebatas presence. Kehadiran orang seperti ini bukanlah yang bermakna sebab sering kehadirannya hanya sebatas raga dengan jiwanya entah sedang dimana. Orang yang memilih sikap presence seringkali mengahadiri kegiatan karena terpaksa, sehingga dirinya tak mampu menumbuhkan motivasinya untuk larut dalam acara tersebut. Perilaku orang seperti inidapat dikenali dengan tanda-tanda seperti datang terlambat, tidak tenang ketika saat kegiatan berlangsung, dan cenderung ingin cepat pulang sebelum acara usai. Senantiasa duduk dibarisan belakang, memilih mengobrol atau terkantuk-kantuk merupakan bagian ciri selanjutnya. Andai diberi kesempatan aktif, orang seperti ini sering melakukan asal-asalan atau celakanya malah berperilaku memalukan.

Attitude

Pilihan sikap attendance dalam mengikuti beragam kegiatan memberikan kemungkinan tumbuhkan attitude. Sederhananya pilihan sikap dan perilaku attendance dapat dibaratkan benih unggul, sementara Attitude merupakan tanah yang subur bagi kemungkinan tumbuhnya keberuntungan. Attitude-lah yang mampu mempertahankan pilihan sikap attendance. Karena attitude seseorang bertahan dalam kesabaran, dan menjalani dalam kesungguh-sungguhan. Attitude membuat seseorang mampu menafsirkan rutinitas latihan yang oleh sementara orang dirasakan sebagai sesuatu yang membosankan menjadi intensitas yang menumbuhkan temuan sebagai hasil dari peristiwa pertumbuhan atau peningkatan. Attitude juga yang membuat seseorang memaknai rutinitas latihan sebagai bagian yang harus ditunaikan untuk sebuah kepantasan atas prestasi yang diharapkan.

Apabila kita sabar berproses, maka akan ditemukan catatan sementara seperti ini. Dalam perjalanan proses, attitude dan attendance saling mengisi. Pilihan sikap dan perilaku attendance adalah pendobrak awal, adapun attitude berperan memagarinya. Tetapi di kemudian perjalanan, attitude memberi sumbangsih makna kepada attendance, sehingga seseorang semakin berkeyakinan atas pilihan sikap dan perilaku attendance yang dipilihnya. Keyakinan itulah yang menumbuhkan semangat karena menemukan makna atas pilihan sikap dan perilaku attendance dibanding sebatas presence.

Achievement

Prestasi atau achievement adalah konsekuensi dari kesungguhan berproses. Seseorang yang menjalani kesungguhan berproses bisa dikatakan hanya tinggal menunggu waktu atas kerja kerasnya. Beragam kemungkinan sebagai seseorang yang layak juara atau layak menjadi terbaik telah disiapkan. Singkatnya, kepantasan telah dipersiapkan untuk turunnya hujan keberuntungan.

Dalam berproses attendance merupakan benih unggul yang ditanam di tanah yang subur dengan segala kelengkapan penjaganya, yakni attitude. Di tempat yang aman dan dalam kondisi tanah terbaik, benih unggul berubah menjadi tunas dan tunas dimungkinkan berubah menjadi pohon. Dengan bantuan penjagaan yang sungguh-sungguh, pohon-pohon yang kecil itu lambat atau pun cepat tumbuh dewasa dan siap di panen.

Maka pada orang-orang yang sungguh-sungguh dalam berproses hanya tinggal bersabar menjemput ketentuan anugerah Tuhan. Mereka yang bersibuk diri dalam berproses merupakan pribadi-pribadi yang meraih derajat “pantas” sebagai juara.

Pribadi yang siap dan matang berproses adalah pribadi juara sebelum dinyatakan juara. Pribadi yang mempercayai proses sebagai jalan yang wajib dilaluinya merupakan pribadi yang cerdas spritualitasnya. Ia berkeyakinankuat akan rahmat dan karunia Tuhannya. Sebab Tuhan tak akan membiarkan insan yang berkualitas terlantar dan sia-sia. Sebab Tuhan Maha Tahu siapa yang sudah pantas mendapatkan anugrah-Nya.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun