Mohon tunggu...
UKI KIFLI
UKI KIFLI Mohon Tunggu... pelajar/mahasiswa -

Membaca, Menulis, dan Berpetualang. Analisis Kebijakan Publik. Owner "MEDIA BICARA". Motto Hidup: "Berkembang Dalam Tantangan." Jika ada waktu monggo dikunjungi : www.mediabicara.com

Selanjutnya

Tutup

Sosbud

Sariawan Menyerang, Nafsu Makan Menghilang

27 April 2014   19:29 Diperbarui: 23 Juni 2015   23:08 32
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pemerintahan. Sumber ilustrasi: FREEPIK/Freepik

Tak seorangpun menginginkan terserang sariawan. Sariawan yang menyerang biasahnya terasa sangat perih dan nyeri saat makan, minum, dan berbicara. Kondisi yang sangat tidak mengenakkan manakala kita berhadapan dengan makanan yang lezat. Sungguh, kelezatannya hanyalah sebatas angan – angan karena kita tidak dapat mengunyah makanan dengan lahap. Saat makanpun harus penuh dengan kehati – hatian. Seketika, kelezatan makananpun lenyap apabila kita salah dalam mengunyah. Pantaslah dikatakan: “Jika terserang sariawan, separuh nikmat Tuhan di mulut tercabut.”

Dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia (KBBI), sariawan merupakan penyakit pada gusi, bibir bagian dalam, langit – langit mulut, atau lidah (tampak merah atau putih dan melepuh). Banyak pendapat menyatakan bahwa seseorang yang terserang sariawan mengindikasikan kekurangan vitamin C. Walaupun sampai saat ini belum diketahui penyebab utamanya namun para ahli memberikan beberapa alternatif untuk mencegah dan mengobati sariawan seperti mengkonsumsi sayuran dan buah yang mengandung vitamin C, vitamin B12 dan zat besi.

Setiap orang mempunyai cara yang berbeda – beda dalam mengatasi dan mengobati sariawan. Mulai dari mengkonsumsi vitamin C, penggunaan obat kumur antimikroba, berkumur dengan air garam, mengunakan obat – obatantradisional, hingga membiarkan sembuh dengan sendirinya. Karena banyak penyebab timbulnya sariawan tentu membutuhkan banyak cara untuk mengatasi dan mengobatinya. Salah dalam mencegah dan mengobati akan mengakibatkan masalah yang lebih besar. Artinya mengatasi dan mengobati masalah dengan cara yang salah berpotensi menimbulkan masalah yang baru. Salah satu langkah yang paling tepat adalah Kenali gejalanya maka kita akan menemukan cara untuk mengatasinya.”

Biarpun sariawan kelihatannya sepele, setidaknya kita harus mempunyai cara terbaik untuk mengatasi dan mengobatinya. Tak jarang, penderita sariawan biasahnya mempunyai cara jitu untuk menangkalnya. Mengatasi dan mengobati sariawan tak sesulit yang kebanyakan orang bayangkan. Tindakan pencegahan dapat dilakukan dengan tiga cara: pertama, mengkonsumsi makanan dengan pola empat sehat lima sempurna. Kedua, menjaga agar kondisi tubuh tetap stabil. Menghindari stress yang berlebihan, istirahat yang cukup dan refreshing. Ketiga, menjaga kebersihan mulut dan gigi, karena sariawan juga dapat disebabkan oleh gangguan infeksi virus dan bakteri. Sikat gigi secara teratur minimal dua kali sehari merupakan salah satu cara untuk menjaga kebersihan dan kesehatan mulut. Tiga cara di atas penulis sebut sebagai konsep “3M” dalam mencegah sariawan.

Karena mencegah jauh lebih mudah dari pada mengobati maka utamakanlah dengan selalu menerapkan konsep “3M”. Menyepelekan sariawan sama halnya dengan memberikan kesempatan kepada Tuhan untuk mencabut nikmat kelezatan di mulut. Kalaupun terlanjur terserang sariawan, langkah utama yang harus dilakukan adalah dengan mencari dan mengetahui apa yang menjadi penyebab utamanya. Hal itu akan lebih mudah untuk melakukan pengobatan. Artinya tidak ada obat terbaik untuk semua orang yang terserang sariawan salain menemukan cara terbaik untuk mengatasinya, kerena setiap orang mempunyai cara dan obat yang berbeda dalam mengatasi sariawan. “Kenali gejalanya maka kamu akan menemukan obatnya.”

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Sosbud Selengkapnya
Lihat Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun