Mohon tunggu...
Uki Murdiyati
Uki Murdiyati Mohon Tunggu... Guru - Wanita, seorang ibu rumah tangga guru pembisnis

seorang guru yang lahir diTegal 15 Oktober 1981 lalu. Berusaha untuk terus belajar menjadi pembelajar sejati.

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Mengalah, Tanda Dewasa?

23 Maret 2021   09:22 Diperbarui: 23 Maret 2021   10:06 942
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Humaniora. Sumber ilustrasi: PEXELS/San Fermin Pamplona

Mengalah bukan berarti kita kalah. Dalam keseharian pastilah kita menghadapi berbagai karakter dan kepribadian oranglain. Setiap orang memiliki karakter keras kepala, egois, mau menang sendiri,pemarah ataupun sebaliknya. Betapa kita akan merasa sulit menghadapinya namun panasnya api tak harus dibalas dengan kobaran bara yang ada nanti akan membakar semuanya. Panasnya hati tentulah harus dihadapi dengan hati yang dingin dan harus disikapi dengan penuh rasa dewasa.

Dewasa adalah sebuah proses yang tidak harus ditentukan usia,pangkat maupun jabatan. Banyak diantara orang yang memiliki usia tua namun belum tentu memiliki kedewasaan karena dewasa adalah pilihan dan usia adalah kemutlakan. Usia setiap tahun bisa bertambah namun kedewasaan belum tentu. Dan proses dari kedewasaan dimulai dari kesabaran dalam menghadapi semuanya. Dan salah satu cara bersabar adalah kita mudah untuk mengalah. Mengalah bukan kepada dia namun mengalah kepada ego kita untuk menerima kekurangan oranglain.

Mengalah pada sebuah ego adalah kemenangan sejati.mengalah bisa diartikan seseorang mampu menurunkan egonya untuk menghormati ego oranglain, karena sejatinya hidup bukan sebuah perlobambaan mencari siapa juara, hidup harus tetap berlanjut sebagaimana mestinya. Orang yang mengalah mampu mengendalikan tubuh,pikiran dan perasaannya untuk terhindar dari sikap kekanak-kanakan menuju ketetangan jiwa. Karena dengan mengalah kita membawa hati kita terhindar dari rasa jumawa.

Mengapa kita harus mengalah?

Hindarilah sebuah perdebatan dimana pendapatan apapun yang anda keluarkan akan selalu dinilai salah. Karena kadang orang cenderung menyukai debat meskipun tidak memiliki alasan yang kuat. Mereka lebih memiliki ngeyel yang sebenarnya memperlihatkan ketidaktahuannya hanya demi tidak mau kalah. Tidak memerlukan pnedapat oranglain untuk memperbaiki kekurangannya. Mereka selalu menganggap bahwa dirinya yang paling benar tanpa ada cacat dan cela. Disini kita mengalah maka akan sama artinya kita dengan mereka, ngeyel tanpa ujung.

Apa kita harus mengalah terus?
tentu tidak ada saat kita harus bertindak dengan tegas. Karena menjadi orang jangan terlalu keras nanti mudah dipatahkan namun jangan mudah terlalu lemah nanti di injak.kita lakukan momentum saat yang tepat untuk melakukan hal tegas. Tembak mereka pada sasaran dan situasi yang tepat dengan sebuah fakta kebenaran.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun