“Horeeee hujan…” teriak Ana dari luar rumah. Ana gadis berusia 8 tahun. Gadis ini akan belajar berpuasa sampai magrib. Tahun lalu Ana puasa hanya sampai waktu dzuhur. Biasanya bulan ramadhan selalu diiringi dengan musim panas. Tapi tidak untuk ramadhan pertama tahun ini.
“Bun, hujan…”
“Menang kenapa kalau hujan?”
“Boleh main hujanan bun?”
“Kamu sedang berpuasa Ana, gak boleh main hujanan, nanti airnya kamu minum puasamu batal.”
“Yahhh bunda” Ana cemberut dilarang bundanya. Ia mendekati jendela rumah, air hujan turun sangat deras hari ini.
Masih pukul 02.00 siang. Hujan belum berhenti dari satu jam yang lalu. Ana tidak tidur siang, Ana adalah gadis yang menyatu dengan hujan. Setiap kali hujan datang, Ia selalu bemain di halaman rumahnya bersama Karel, Lina, Bagas, dan beberapa teman lainnya.
“Bun, kalau ku main hujan-hujanan aku tidak haus, Bun.” Celoteh Ana di atas sofa dekat jendela.
Sang bunda sedang mencari resep untuk menu berbuka dari smartphone-nya. Kolak pisang, es buah, sapo tahu, dan pudding cokelat menjadi deretan daftar menu berbuka.