Mohon tunggu...
Ukhty Iza
Ukhty Iza Mohon Tunggu... Guru - setiap hari embun meneteskan kesetiaanya pada pagi

Darimu ku dengar manisnya surga

Selanjutnya

Tutup

Cerpen Pilihan

Amplop Sabtu Minggu

27 Maret 2016   11:14 Diperbarui: 28 Maret 2016   10:38 271
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Mereka sepasang kekasih yang usianya masih seumur jagung. Kira-kira berpacaran baru tiga bulan, makanya sering sekali bertengkar. Jangankan hal yang besar, hal sepele saja mereka ributkan. Waktu itu, Kharin mengajak Jay untuk menghadiri launching Hospital Café milik temannya. Kharin meminta Jay untuk memakai baju biru dongker, mereka memang sering beli baju couple dengan berbagai macam warna biru setiap dua minggu sekali. Ketika Kharin melihat Jay salah menggunakan  baju yang Ia minta, langsung saja mereka bertengkar. Bagi Jay Ia sudah sesuai menggunakan baju yang di minta Kharin, biru dongker. Bagi Kharin baju yang dikenakan Jay bukan biru dogker, tapi biru tua. Terkadang pertengkaran-pertengkaran mereka gak penting, tapi dari pertengkaran itulah munculnya rasa suka diantara mereka. Entahlah mereka ini pasangan apa, yang jelas mereka unik. Kalau lagi akur, dari pagi hingga bertemu pagi lagi bahasa mereka bagaikan penyair. Rayuan gombal, pujian, sayang-sanyangan gak ada hentinya. Tapi, kalau sedang berantem, bunyi petasan dan kembang api di malam tahun baru kalah dengan suara mereka.

“Ay, jadi kita mau kemana?” Jay mencoba menghubungi Kharin dengan pertanyaan yang sama. “Aku udah ambil libur hari ini, karena mau jalan sama kamu.” 

“Aku mau ke mall, beli sepatu.” Jawaban Kharin pun masih sama, tapi kali ini ia rendahkan nadanya.

“Baiklah kalau kamu mau ke Mall, gak lamakan beli sepatunya?”

“Iya, gak. Sebentar kok!” Jay menuruti keinginan Kharin, walau sebenarnya ia tahu sebentarnya Kharin milih-milih sepatu sampai satu jam.

“Setelah ke Mall kita ke taman kota ya, dan setelah itu kita ke undangan temanku. Maya nikah hari ini, di gedung Elnusa TB Simatupang.”

“Iya beb, kemanapun kamu pergi aku akan ikut.” Kharin mulai meluluhkan hati Jay.

“Terimakasih ya Ay, kamu hanya satu dan satu-satunya.” Raja gombal selalu saja punya kata-kata gombal untuk menaklukkan wanitanya.

Tepat pukul 11.00 mereka keluar dari Mall di daerah Jakarta Selatan. Kharin merasa puas dengan sepatu barunya, semantara Jay masih pusing melihat, gedung-gedung, ruangan, lampu, juga musik-musik. Bagi Jay, melihat tanaman, pohon yang rindang, air mancur, juga desiran angin yang membuat daun-daun menari juga suara burung-burung adalah hal yang indah dan jiwanya merasa damai. Maklumlah sebagai programmer setiap hari Jay hanya berada di dalam ruangan berhadapan dengan laptop. Kharin, cewek cuek bermata bulat itu adalah pacar ke-10 Jay. Walau ia dengan Kharin suka bertengkar namun, tak mengurangi kedamaian Jay ketika berada di taman. Justru Kharin membuat hidup Jay jadi penuh tantangan. Kharin punya sisi lain yang mengisi ruang kosong di hati Jay.        

“Beb, bunga di ujung sana indah baget ya. Warnanya kuning kemerah-merahan.”

“Yang mana?”

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun