Mohon tunggu...
Ukhti Sine
Ukhti Sine Mohon Tunggu... -

Murid baru di kelas belajar menulis.

Selanjutnya

Tutup

Cerpen

Pelangi Sehabis Hujan

3 Januari 2013   09:47 Diperbarui: 24 Juni 2015   18:34 116
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

Matahari mulai mundur perlahan dari tahtanya. Angin semilir merayu tulang untuk bergumam. Langit perlahan mengubah warna awan putih menjadi kelabu. Lalu, satu persatu rintik hujan dia teteskan. Semakin lama semakin mengguyur padang rumput dan pasir lembab. Aroma has tanah basah mulai tercium melesak hidung... Hujanpun berjaya, lengkap dengan orkestra petir dan kelap kelip club langit.
Menghitam..
Mencekam...

Perlahan hujan bosan, mungkin ia lelah berdansa di udara, letih menikmati orkestra dan club kelap kelip menakutkan..

Pergi pula ia, meninggalkan genangan dimana-mana. Sisa airnya masih sering menetes kala disentuh dahan-dahan pohon hijau. Kupu-kupu keluar dari persembunyian. Menciptakan koreografi baru dalam melodi dan akapela binatang melata, amphibi, juga serangga yang teraransemen indah dan merdu. Subhanallah...

Langit mulai cerah digelar drama putih dan jingga keemasan.
Penonton bersorak riang
dengan siulan dan kepakan sayapnya yang anggun..
Akhirnya pemeran utama muncul santun.. Tersenyum sipu, mencuri perhatian kawanan ikan yang asik berendam...

Dengan gaun indahnya ia bersimpuh, menghadap langit, bermunajat pada Rabbnya.. Berdoa dalam gerak bibir basah dzikirnya... Lalu Langit memberi jawaban..
Ia menjelma pelangi sehabis hujan.. Mengirim cinta dan kasih sayang..
Dalam cakrawala hati..
Mencoba mendamaikan bunga dan duri dalam diri sendiri...

Dan.. Badai pasti berlalu..

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Cerpen Selengkapnya
Lihat Cerpen Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun