Mohon tunggu...
UKHTI MARDIATI
UKHTI MARDIATI Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

hobi saya mendengarkan musik, membaca dan memasak

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Mengintegrasikan Pembelajaran Sosial-Emosional ke dalam Pendidikan

22 Januari 2025   07:20 Diperbarui: 22 Januari 2025   07:20 13
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pendidikan. Sumber ilustrasi: PEXELS/McElspeth

Social Emotional Learning (SEL) adalah proses pembelajaran untuk memahami dan mengelola emosi, sedangkan Collaborative for Academic, Social, and Emotional Learning (CASEL) adalah organisasi yang mengembangkan SEL.

A. Definisi Pembelajaran Sosial Emosional

SEL adalah kerangka kerja untuk membantu siswa mengembangkan keterampilan berinteraksi dengan orang lain, mengelola emosi dan perilaku mereka, serta tumbuh menjadi individu yang percaya diri, produktif, dan berempati. Pada intinya, SEL disusun berdasarkan lima kompetensi dasar, yang masing-masing memainkan peran penting dalam membentuk orang yang cerdas secara emosional dan tangguh. SEL mengakui keterkaitan antara emosi, perilaku, dan kinerja akademis. Menerapkan SEL membekali siswa dengan perangkat yang dibutuhkan untuk menavigasi kompleksitas kehidupan dengan sukses. 

B. Lima Kompetensi Inti SEL

Collaborative for Academic, Social, and Emotional Learning (CASEL) mengidentifikasi lima kompetensi inti pembelajaran sosial dan emosional (SEL). Kompetensi-kompetensi ini adalah kesadaran diri, pengelolaan diri, kesadaran sosial, keterampilan hubungan, dan pengambilan keputusan yang bertanggung jawab. Mari kita bahas masing-masing secara lebih rinci.

1. Kesadaran Diri

Pilar pertama adalah kesadaran diri, kemampuan untuk mengenali dan memahami emosi, kekuatan, dan area untuk berkembang. Individu dengan kesadaran diri yang kuat lebih siap untuk menavigasi kompleksitas kehidupan. Mereka dapat mengidentifikasi bagaimana emosi memengaruhi pikiran dan tindakan mereka. Melalui pola pikir berkembang, mereka dapat mengatasi tantangan. Perjalanan menemukan jati diri menyiapkan panggung untuk pemahaman yang lebih dalam tentang nilai-nilai dan aspirasi pribadi.

2. Manajemen Diri

Berdasarkan kesadaran diri, manajemen diri adalah kompetensi yang memberdayakan individu untuk mengatur emosi, pikiran, dan perilaku mereka secara efektif. Hal ini melibatkan pengembangan strategi untuk manajemen stres, pengendalian impuls, dan penetapan tujuan. Anak-anak dan orang dewasa yang mengelola perasaan mereka lebih siap untuk menangani situasi yang menantang. Mereka juga lebih mungkin untuk beradaptasi dan mengatasi tantangan tanpa menyerah. Manajemen diri menumbuhkan kesejahteraan emosional, mempertahankan pola pikir positif, dan mengambil inisiatif dalam pengaturan.

3. Kesadaran Sosial

Kesadaran sosial memperluas fokus di luar diri sendiri ke pemahaman dan empati terhadap orang lain. Ini melibatkan pengakuan dan penghargaan terhadap beragam perspektif, budaya, dan latar belakang. Anak-anak yang sadar sosial selaras dengan emosi dan kebutuhan orang-orang di sekitar mereka, meletakkan dasar untuk membangun hubungan yang positif dan inklusif. Kesadaran ini menumbuhkan rasa kebersamaan dan keterhubungan. Ini juga berkontribusi pada lingkungan yang lebih mendukung. Komponen utama kesadaran sosial adalah empati, pengambilan perspektif, menunjukkan perhatian terhadap orang lain, mengungkapkan rasa terima kasih, memahami norma sosial yang beragam, dan mempertimbangkan berbagai latar belakang budaya.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun