Mohon tunggu...
UKHTI MARDIATI
UKHTI MARDIATI Mohon Tunggu... Mahasiswa - mahasiswa

hobi saya mendengarkan musik, membaca dan memasak

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Teori Psikososial Menurut Erik Erickson Beserta 8 Tahapan Perkembangan yang Harus Dilewati Menurut Erik Erickson

23 Oktober 2024   10:30 Diperbarui: 23 Oktober 2024   10:38 55
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

A. Teori Psikososial Erik Erickson

Teori Perkembangan Psikososial menurut Erik Erikson menjadi salah satu sumbangsih penting bagi dunia pendidikan. Delapan tahapan yang diutarakan oleh Erikson dapat dipastikan dilalui oleh setiap individu dalam perkembangan kehidupannya, meskipun tidak semua dapat melaluinya dengan sempurna. Sumbangsih teori ini bagi pendidikan agama Kristen menjadi pertimbangan penting, meskipun bukan satu-satunya teori perkembangan yang mesti dijadikan pertimbangan dalam penyelenggaraan pendidikan, khususnya pendidikan agama Kristen. Dalam artikel ini akan dijelaskan delapan tahapan perkembangan psikososial. Erikson mengembangkan teori psychosocial development, yaitu bagaimana kebutuhan individu seseorang (psycho) tergabung dengan keperluan dan tuntutan masyarakat (social). Erikson mengajukan 8 tahapan yang harus kita lewati dalam proses perkembangan kita. Pada setiap tahapan tersebut, terdapat sebuah konflik yang harus dihadapi dan di selesaikan agar kita memiliki perkembangan yang normal. 

B. Tahapan Yang Harus Dilewati Dalam Perkembangan Kita Menurut Erik Erickson

1. Trust vs Mistrust (0-18 Bulan)

Pada tahapan ini, seorang anak belajar untuk mempercayai caregivers mereka. Anak bergantung sepenuhnya kepada caregivers untuk keperluan makan, minum, tampat tinggal, dan kasih sayang (trust). Pada tahapan ini, seorang anak juga develop mistrust, yaitu contohnya ketika anak menangis, tetapi caregivers tidak ada disana untuk menenagkan. Atau ketika caregivers kelupaan untuk memberikan makanan kepada anak. Keadaan dimana keperluan anak tidak terpenuhi dan menghasilkan mistrust ini juga merupakan sesuatu yang penting untuk perkembangan anak. Mistrust menjadi salah satu konflik yang harus dihadapi anak pada tahap perkembangan ini. Sedikit mistrust memang baik, tetapi bila caregivers secara konsisten tidak bisa diandalkan dan terus-menerus tidak bisa dipercaya, maka anak akan tumbuh menjadi seseorang yang yang melihat dunia dengan anxiety, ketakutan, dan mistrust.

2. Autonomy vs Shame and Doubt (18 Bulan -- 3 Tahun)

Pada tahapan ini, seorang anak sudah memiliki autonomy dan independence. Anak sudah mulai memiliki makanan favorit dan mereka sudah memiliki preference terhadap suatu hal. Pada tahapan ini, penting untuk orang tua untuk memberikan pilihan dan autonomy kepada anak mereka. Contohnya, seperti memberikan kepada anak pilihan 2 jenis pakaian yang mau dikenakan di pagi hari. Pada tahapan ini, seorang anak juga sudah siap untuk melakukan toilet training.

3. Initiative vs Guilt (3-5 Tahun)

Pada tahpan ini, seorang anak mulai mengambil inisiatif dan mengontrol apa yang terjadi ketika bermain dengan teman-temannya. Anak akan mulai terus menerus menanyakan pertanyaan-pertanyaan filosofis yang bahkan kita tidak tahu jawabannya. Bila pada tahapan ini orang tua membatasi anak mengambil inisiatif(controlling), maka anak akan bertumbuh menjadi seorang yang tanpa ambisi, tidak inisiatif, dan selalu merasa bersalah.

4. Industry vs Inferiority (5-12 Tahun)

Pada tahapan ini, seorang anak mulai merasa bangga atas keberhasilan dan kesuksesan dirinya. Anak mulai harus berinteraksi dengan lebih banyak orang dan mengejar kegiatan akademis mereka. Kesuksesan dalam bersosialisasi dan menggapai suatu pencapaian akan menimbulkan perasaaan kompeten, sementara kegagalan akan menghasilkan perasaan inferioritas.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun