Kerlip bintang bertabur di angkasa pura. Seiring berlalunya senja bersama angan-angan. Aku dan juga rinduku masih betah menanti cinta. Berharap hadirnya membawa cerita, hanya untuk kita. Semesta dan segala tentangnya yang indah, menggantungkan asa bagi pemimpi yang terbangun untuk berjuang. Seperti cinta yang tak bosan mencari cara untuk mengepakkan sayap.   Sebelum subuh datang menggelar tikar orange di ufuk timur belahan dunia, kudapati senyumanmu yang mekar diantara keheningan malam. Seperti tersengat listrik bertegangan tinggi, aku jatuh cinta lagi. Pada hati yang tegas bagai baja tetapi lembut bagai sutra. Tuhan, mengapa ini terjadi padaku? Dengan caramu menatap ke arahku, mampukah aku berpaling? Bisakah aku berhenti? Walau sejenak untuk mengerti apa yang sedang terjadi. Ah, aku jatuh cinta. Akhirnya, subuh itu datang. Harapan harus kita rapalkan. Diadopsi dari blog pribadi : http://bacasaika.blogspot.com/2015/06/sebelum-subuh-menggelar-tikarnya.html
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H