Gemuruh angin memainkan dendang syahdu dipendengaran para pecandu malam
Memenangkan aura kelam tanpa pelita pun bias cahaya bulan
Bintang-bintang enggan menyapa hati yang terjeruji para pendusta
Yang merajam cinta kerana ketidakpuasan rasa
.
Aaaaa…
Ingin kuluapkan segala emosi jiwa yang telah lama menyiksa batinku dalam keterpurukan
Agar mataku tak lagi jadi beban yang menumpahkan air mata
Dan air mata bukan lagi untuk mereka yang bermainmain di atas penderitaan karena cinta…
.
Seperti gemerisik dahan tersapu angin malam kian memekakkan telinga
Memendarkan cahaya bulan diantara keremangan dunia; di bawah langit yang berwajah masam
Kusam… pekat… gelap…
Disana terselubung untaian kata-kata yang siap mencaci-maki si pembangkang dusta
.
Aaaaa…
Inginku…
Tumpahkan hasrat yang terbelenggu meski dalam kesenjangan waktuNya; Dia yang empunya segalanya
Yang memberiku rasa yang jua mereka rasa: layaknya cinta yang tertulis rapi pada sajaksajak rindu si tuan
Mengapa rindu semakin melimpah ruah
Sedangkan yang merindu tak kunjung datang...
.
Aaaaa...
Aku dan kataku masih ingin berceritra banyak tentang rindurindu yang terpatri dalam dada
Sebab aku bukan si muna karena takut atau malu pun ragu yang membekukan kakiku seketika waktu
Aku hanya merasa aku adalah kata yang ambigu untuk mereka jamah dan baca sekalipun
Aku adalah kata yang tertulis meski tak mereka gubris dengan senyum  merekah di bibirnya
Aku adalah kata yang terbang bersama angin ketempat tanpa ruang di ujung semesta
Aku…
Kataku…
Ada karena Tuhanku...
.
Aaaaa...
Aku dan kataku masih ingin berceritra banyak tentang rindurindu yang terpatri dalam dada
Sebab aku bukan si muna karena takut atau malu pun ragu yang membekukan kakiku seketika waktu
Aku hanya merasa aku adalah kata yang ambigu untuk mereka jamah dan baca sekalipun
Aku adalah kata yang tertulis meski tak mereka gubris dengan senyum  merekah di bibirnya
Aku adalah kata yang terbang bersama angin ketempat tanpa ruang di ujung semesta
Aku…
.
.
.
........
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H