Mohon tunggu...
50l3h 3195
50l3h 3195 Mohon Tunggu... pegawai negeri -

belajar dan mencari sesuatu yang baru....

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Sang Waktu

23 Agustus 2012   14:25 Diperbarui: 25 Juni 2015   01:24 124
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Heningnya tengah malam begitu sepi  sunyi senyap, dinginnya udara terasa menusuk sendi-sendi tulang . Saatnya ku sujud hadapkan hati ke hadapan Ilahi ya Rabbi, seraya menyesali rentang usia yang telah  kulalui. Tak terasa waktu terus berjalan dan dari waktu berganti ke waktu telah terlewati. Seandainya waktu bisa aku tarik kembali, akan aku hapus semua perbuatan-perbuatan jelek dimasa lalu aku ganti dengan perbuatan yang baik-baik, tapi waktu tak bisa  di ajak kompromi tetap terus berjalan. Alangkah menyesalnya kalau sering menyia-nyiakan waktu. Sesungguhnya waktu bagi manusia ada yang dapat menjadi kawan setia, tapi ada kalanya menjadi musuh besar dan akan menjadi saksi di hari kiamat kelak. Betapa berharganya waktu meski hanya satu detik.Kehidupan berjalan terus beriringan dengan Sang Waktu. Sudahkah kita menggunakan waktu yang kita miliki untuk melakukan hal-hal yang bermanfaat?

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun