Pernahkah kita merasakan kalau hidup ini hanyalah suatu rentetan yang menjenuhkan dan membosankan?
Padahal semenjak kecil, kita sebenarnya sudah dapat merasakannya, bangun pagi-pagi untuk bersekolah, lalu pada siangnya kita pulang, dan keesokkan harinya kita kembali bangun pagi untuk bersekolah, dan melakukan aktifitas seperti hari kemarin, hal itu berulang kali kita lakukan bertahun-tahun. Hingga akhirnya tiba saatnya untuk kita bekerja, tak jauh beda dengan bersekolah, kita harus bangun pagi-pagi untuk berangkat ke kantor, lalu pulang pada sore/malam harinya, kemudian kita tidur, keesokan harinya kita harus kembali bekerja lagi, dan melakukan aktifitas yang sama seperti kemarin, sampai kapan? Sebagai manusia, pasti suatu saat kita akan berhadapan dengan berbagai macam kejenuhan dan kebosanan. Baik itu dalam kehidupan , maupun dalam pekerjaan sekalipun, apa lagi kalau ditempat kerja temen kerja kita ternyata seorang penjilat, tukang cari muka suka menjatuhkan kita di depan orang lain atau didepan atasan. Persaingan di tempat kerja suka atau tidak suka selalu saja ada. Persaingan pun mulai menjadi tidak sehat ketika kita mulai saling menjatuhkan melakukan segala cara menjilat pemimpin demi mendapat‘perhatian lebih, kalau sudah begini suasana kerja serasa seperti neraka. Penjilat biasanya hobinya ngomongin orang di belakang, selalu berapi-api saat ngomongin kejelekan orang lain tapi di depan yang bersangkutan , makluk ini malah manis sekali. lebih manis dari malaikat sekalipun.. selalu menyanjung sang musuh, dan terlihat tanpa dosa. Seorang penjilat bagaikan seekor bunglon. Di hadapan teman-temannya dia sangat suka berpura-pura, pura-pura berbaur Tapi di hadapan atasannya akan lain lagi ceritanya. Si Penjilat selalu sibuk mencari kesalahan-kesalahan menjatuhkan rekan kerja yang dianggap saingan, ngoceh di depan atasan tentang kesalahan ataupun kekurangan kita. Sifatnya selalu mencoba menonjolkan diri secara terang-terangan, semua dilakukannya karena merasa dirinya lemah dan tidak memiliki kemampuan. Kekhawatiran menjadikanya berbuat demikian untuk bisa bertahan di lingkungan kerjanya. Orang-orang penjilat’ sebenarnya hanya memiliki kemampuan untuk melobi pemimpin, perlakuan seperti ini sudah sering saya alami di berbagai tempat satuan lama saya bekerja dan berdinas, sehingga sampai beberapa kali saya harus pindah tempat kerja. Perlakuan ini akan menguras emosi kita menghadapi sifat orang yang selalu “mencari muka” dan ingin menang sendiri. Parahnya lagi kalau atasan tipenya orang yang pilih kasih. Di matanya, segala yang ia lakukan selalu baik dan benar. Kadang kala orang seperti ini bisa membuat sakit hati dan pikiran kita hanya ingin emosi terus kalau melihat wajahnya sang penjilat. mudah-mudahan ditempat kerja yang sekarang tidak ada orang seperti itu, kalau ada enyahlah dari muka bumi.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H