Tiba-tiba saja ingatan saya terbang beberapa tahun yang lalu, yang mengingatkan pada Gempa 5,9 SR yang mengguncang Jogjakarta tahun 2006. Masih teringat sangat jelas pagi itu terdengar suara yang bergemuruh dan getaran yang akhirnya diikuti guncangan yang cukup keras. Tepat saat kejadian, sesaat saya hanya terbengong tidak menyadari adanya gempa, walaupun akhirnya tersadar bahwa saya harus secepat mungkin keluar dari rumah. Beruntung rumah saya tidak rubuh dan tidak berada di daerah yang parah terkena guncangan gempa. Mungkin ceritanya akan lain ketika itu saya berada di daerah yang banyak rumah rubuh dihantam gempa, sangat mungkin saya menjadi salah satu korbannya. Cepat menyadari dan bertindak saat gempa datang menjadi salah satu kunci menekan jatuhnya korban akibat tertimpa reruntuhan. Jika saat gempa datang berada didalam sebuah rumah dan dekat dengan akses keluar, secepatnya lari keluar dari rumah menurut saya adalah tindakan yang paling tepat. Tetapi kadang yang menjadi masalah adalah kita terlambat menyadari datangnya gempa. Dari pengalaman tersebut terbersit untuk membuat sebuah alat sederhana yang bisa menditeksi datangnya gempa sedini mungkin. Sebenarnya tidak lama sejak gempa 2006 tersebut saya sudah mulai mencoba utak atik merangkai alat tersebut. Dan akhirnya jadilah alat sederhana deteksi gempa yang sudah saya coba operasikan lebih dari 2 tahun. Dan hasilnya alat ini mampu membangunkan seisi rumah saat gempa datang di malam hari.
- Pendulum/Bandul dari logam
- Tali/Benang penggantung
- Ujung kontak bisa berupa Baut/Sekrup/Jarum
- Bel rumah (yang menggunakan batery)
- Kabel serabut kecil secukupnya.
Prinsip kerjanya sangat sederhana, jika Anda membeli sebuah bel rumah maka akan anda dapati sebuah kabel yang berujung saklar. Fungsi saklar inilah yang kita ganti dengan "pendulum & ujung kontak". Jika pendulum bergoyang akibat gempa maka, pendulum akan bersentuhan dengan ujung kontak, maka bel akan berbunyi. Alat akan bekerja lebih baik jika
- Kita pasangkan minimal 3 ujung kontak yang saling terhubung disekitar pendulum. Akan lebih baik lagi jika pendulum kita gantung menggunakan pegas, sehingga dapat bergerak naik dan turun. Tentunya perlu kita tambahkan lagi satu buah ujung kontak di bawah pendulum agar dapat menditeksi gerakan vertikal.
- Agar lebih sensitif terhadap gerakan disarankan agar ujung kontak dibuat dapat diatur jaraknya sedekat mungkin dengan pendulum.
- Pilih bel yang sensitif, yaitu bel yang bisa berbunyi hanya dengan kontak yang singkat.
Yang terakhir letakkan pendulum di tempat yang menyatu dengan bangunan, tidak mudah bergerak, dan terlindung dari angin, binatang kecil seperti tikus, cicak atau sejenisnya. Silakan bagi yang mau mencoba membuat sendiri alat deteksi gempa seperti diatas. Alat ini masih bisa dikembangkan agar lebih baik. Semoga bermanfaat.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H