Mohon tunggu...
Amin Tr
Amin Tr Mohon Tunggu... -

Pengelola www.ujungaspal.com

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Seorang Ibu yang Menggendong Sebilah Pisau

5 November 2013   21:38 Diperbarui: 24 Juni 2015   05:33 86
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

seorang ibu yang menggendong sebilah pisau
matanya berkilau embun tangis yang menggantung.
pisau tajam itu juga menangis haus,
kemudian marah dan mulai memukul dadamu,
membiakkan segala perih dan iba.

sebilah pisau di gendongan seorang ibu,
menusuk mataku tembus ke jantung jiwaku.
memporak porandakan tulang belulang norma dan logika,
yang tersusun rapuh dari kurikulum buta tuli.
tinggallah aku dalam ladang kunang-kunang di siang bolong.

sebilah pisau,
apakah kau akan tajam memutus tali kesewenangan?
apakah kau tumpul dan mati berkarat di peron KRL bekasi-manggarai?
apakah kau akan menjadi abal-abal penyayat yang bengis?
sayang, ibumu menangis untukmu.
hanya menangis!

chandra baru, 1 mei 2010

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun