Belakangan ini, kasus pneumonia mycoplasma di Indonesia dilaporkan meningkat tajam. Data Kementerian Kesehatan per Desember 2022 mencatat ada peningkatan 4 kali lipat kasus pneumonia mycoplasma dibanding tahun sebelumnya. Faktor perubahan cuaca yang ekstrem diduga jadi pemicunya.
Situasi ini patut menjadi perhatian mengingat sistem kesehatan Indonesia belum sepenuhnya siap menghadapi lonjakan kasus. Minimnya fasilitas kesehatan dasar di beberapa daerah menyulitkan deteksi dini dan isolasi pasien pneumonia mycoplasma. Akibatnya, penularan kasus baru sulit dikendalikan.
Selain itu, ketersediaan obat-obatan dan alat kesehatan penting seperti ventilator paru dan tabung oksigen juga terbatas. Kondisi ini berisiko memperburuk tingkat kematian akibat komplikasi pneumonia mycoplasma. Apalagi dengan menyebarnya kasus ke daerah padat penduduk dan minim fasilitas medis.
Oleh karena itu, pemerintah dan instansi terkait perlu segera meninjau ulang kesiapan fasilitas dan infrastruktur kesehatan dalam menghadapi lonjakan pneumonia mycoplasma. Penguatan sistem deteksi, isolasi, perawatan, hingga pendataan kasus perlu dilakukan guna mencegah dampak buruk lebih lanjut. Kesiapsiagaan menyeluruh diperlukan agar kasus tak kian meluas dan memakan korban jiwa.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H