Mohon tunggu...
Bagus Jafar Kellihu
Bagus Jafar Kellihu Mohon Tunggu... Mahasiswa - Mahasiswa

Manusia yang sekarang sedang menempuh pendidikan di Universitas Islam Negeri Sunan Gunung Djati Bandung ini memiliki kepribadian yang ciamik. Selain suka mengobrol dengan berbagai macam kalangan, ia juga tipikal manusia yang haus akan informasi. Ia memiliki hobi sebagai content creator yang sering membuat berbagai macam konten tergantung dengan suasana hati nya

Selanjutnya

Tutup

Ilmu Sosbud

Culture Shock (Gegar Budaya) Mahasiswa Perantauan

18 Desember 2023   18:45 Diperbarui: 18 Desember 2023   20:10 84
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Ilmu Sosbud dan Agama. Sumber ilustrasi: PEXELS

Culture Shock (Gegar Budaya) Mahasiswa Perantauan

Oleh: Bagus Jafar K

Dalam dinamika kehidupan kampus, kita tak bisa mengabaikan peran penting yang dimainkan oleh mahasiswa perantauan. Mereka bukan hanya sekadar individu yang menjalani pendidikan di tempat baru, tetapi juga agen perubahan yang membawa serta keberagaman budaya yang memikat. Fenomena "gegar budaya" yang dihasilkan oleh mahasiswa perantauan adalah suatu kekayaan yang memperkaya jiwa kampus dan merajut keberagaman menjadi sebuah kain yang tak terpisahkan.

Ketika mahasiswa perantauan memasuki kehidupan kampus, mereka membawa bersamaan bukan hanya tas ransel penuh buku, tetapi juga koper yang berisi nilai-nilai dan tradisi dari tempat asal mereka. Keberagaman bahasa, adat istiadat, kuliner, dan nilai-nilai budaya lainnya menjadi pewarna baru dalam kanvas kehidupan kampus.

Sebuah perguruan tinggi yang penuh dengan mahasiswa perantauan adalah seperti laboratorium budaya yang hidup. Pertukaran pemikiran, tradisi, dan pandangan dunia antar-mahasiswa dari berbagai daerah dan latar belakang etnis membentuk pemahaman yang lebih mendalam tentang keragaman global. Dalam proses ini, terjadi pula pertukaran nilai-nilai sosial yang membentuk karakter dan kepribadian masing-masing individu.

Namun, "gegar budaya" ini bukan tanpa tantangan. Ada fase adaptasi di mana mahasiswa perantauan harus berjuang mengenali dan memahami budaya kampus serta bergaul dengan mahasiswa lokal. Di sinilah peran penting lembaga pendidikan untuk menciptakan lingkungan inklusif yang mendukung interaksi antarbudaya. Workshop, seminar, dan kegiatan sosial yang menggabungkan unsur keberagaman menjadi kunci untuk menciptakan harmoni di antara mahasiswa dari berbagai latar belakang.

Adalah tugas kita semua sebagai mahasiswa, dosen, dan staf kampus untuk merangkul gegar budaya ini dengan terbuka. Dengan memahami, menghargai, dan merayakan perbedaan, kita dapat menciptakan lingkungan kampus yang lebih kaya, toleran, dan mampu melahirkan pemimpin-pemimpin masa depan yang memiliki wawasan global.

Gegar budaya mahasiswa perantauan adalah langkah awal menuju masyarakat kampus yang lebih berwawasan luas. Melalui proses ini, kita dapat merangkul keberagaman sebagai kekuatan utama yang memperkuat integritas kampus dan membentuk karakter mahasiswa menjadi individu yang siap bersaing dalam lingkungan global yang semakin kompleks. Inilah makna sejati dari pendidikan tinggi yang merangkul dan merayakan keberagaman.

Mohon tunggu...

Lihat Konten Ilmu Sosbud Selengkapnya
Lihat Ilmu Sosbud Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun