Mohon tunggu...
mjihadhikami
mjihadhikami Mohon Tunggu... Duta Besar - pelajar

hidup sekali hidup lah yang berarti sekali hidup jangan takut mati takut hidup mati saja.

Selanjutnya

Tutup

Pendidikan

Membaca Teliti

23 September 2020   12:02 Diperbarui: 30 April 2021   20:45 7232
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Pentingnya membaca teliti bagi mahasiswa (sigmund)

Perkembangan teknologi informasi dan komunikasi semakin pesat memberikan kemudahan memperoleh akses terhadap bacaan. Kini, berbagai informasi dapat diperoleh beragam media, baik cetak maupun elektronik. 

Berbagai bahan bacaan disajikan dengan beragam tujuan. Setelah kita menemukan bahan atau hal yang menarik hati pada membaca sekilas, kita biasanya ingin mengetahui dan menelaah isinya secara mendalam, serta ingin membacanya dengan teliti. Menelaah isi sesuatu bacaan menuntut ketelitian, pemahaman, kekritisan berpikir serta keterampilan menangkap ide-ide yang tersirat dalam bahan bacaan.

Keterampilan membaca teliti yang diberikan kepada para siswa maupun mahasiswa dapat membentuk sifat ketelitian dalam membaca juga respons terhadap setiap teks yang dibaca. Kegiatan belajar diarahkan untuk mengoptimalkan proses berpikir kritis agar tidak mudah menerima isi/informasi teks, mengembangkan sikap teliti untuk senantiasa menelaah maksud dan tujuan terselubung. 

Mahasiswa juga diarahkan melihat permasalahan dari informasi yang tidak ditampilkan secara tekstual, maka meningkatkan ketelitian terhadap bacaan sangat penting bagi mahasiswa siapapun dan dimanapun.

  • Pengertian membaca teliti

Membaca teliti adalah kegiatan membaca yang dilakukan secara teliti untuk dapat memahami, menilai, serta mengevaluasi suatu informasi tertentu dalam media tulisan. Sama pentingnya dengan membaca sekilas, kita acapkali perlu membaca dengan teliti bahan-bahan yang kita sukai. Jenis membaca teliti ini menuntut suatu pemutaran atau pembalikkan Pendidikan yang menyeluruh. Membaca teliti membutuhkan sejumlah keterampilan, antara lain: 

  1.  Survei yang untuk memperhatikan/melihat organisasi dan pendekatan umum; 
  2.  Membaca secara seksama dan membaca ulang paragraf-paragraf untuk menemukan kalimat-kalimat judul dan perincian-perincian penting; 
  3.  Penemuan hubungan setiap paragraph dengan keseluruhan tulisan atau artikel. Adapun pembagian membaca teliti meliputi: 

Membaca paragraf dengan pengertian

Suatu paragraf yang tertulis rapi biasanya mengandung sebuah pikiran pokok (atau central thought). Kadang-kadang, kata pikiran pokok tersebut diekspresikan dalam suatu kalimat judul (atau topic sentence) pada awal paragraf. Ada pula halnya pikiran pokok tersebut dinyatakan dalam dua atau tiga kalimat. Oleh sebab itu, kita perlu melatih diri mengenal pikiran pokok tersebut serta melihat bagaimana caranya mengembangkan pikiran tersebut.

Perlu diketahui bahwa terdapat sejumlah cara untuk mengembangkan pikiran pokok suatu paragraf, antara lain:

  1. Dengan mengemukakan alasan-alasan;
  2. Dengan mengutarakan perincian-perincian;
  3. Dengan mengetengahkan satu atau lebih contoh;
  4. Dengan membandingkan atau mempertentangkan dua hal (Albert (et al) 1961a: 35)

Membaca pilihan yang lebih panjang

Kalau kita sudah dapat membaca suatu paragraf dengan tepat, biasanya kita tidak lagi menghadapi kesukaran untuk menghubungkannya dengan baba tau pun artikel yang memuat paragraf tersebut. Seperti juga halnya kalimat-kalimat mengembangkan pikiran pokok sesuatu paragraf, sesuatu paragraf pun turut pula menunjang dalam pengembangan pikiran pokok keseluruhan bab atau artikel.

Kemampuan untuk menghubung-hubungkan paragraf-paragraf tunggal dan kelompok-kelompok paragraf dengan penggalan keseluruhan tulisan sangat penting dalam membaca teliti. Begitu pula kemampuan untuk membeda-bedakan, antara paragraf-paragraf yang memuat serta menyajikan ide-ide pokok atau ide-ide utama dan paragraf-paragraf yang semata-mata hanya menguraikan atau menerangkan ide-ide dalam paragraf-paragraf yang terdahulu. (Albert (et al) 1961a: 44).

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Pendidikan Selengkapnya
Lihat Pendidikan Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun