Mohon tunggu...
Ujank Soemantry aja
Ujank Soemantry aja Mohon Tunggu... -

Bujangan yang haus dan sedang mencari bidadari ilmu.... Pegiat di LAWANG NGAJENG

Selanjutnya

Tutup

Puisi

Balasan nyanyian anak pantai (Masage in the bottle 2)

12 Maret 2011   10:52 Diperbarui: 26 Juni 2015   07:51 47
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Puisi. Sumber ilustrasi: PEXELS/icon0.com

Hari-hari ku lalui tanpa pasti, mencoba mengerti kamu, berusaha menterjemahkan tulisan-tulisanmu, mengilhami hingga buaian mimpi dan menyusun rapi dalam otakku.Hingga tak mampu lagi ku mengukur kadar cintamu padaku.Sampai pada titik jenuh, ku beranikan memberi keputusan yang mungkin menyakitkan bagimu. Asal kaupun tahu bahwa aku lebih sakit dari kamu.

Aku ini wanita mas... Gak bisa selamanya terkatung-katung menyisakan cinta yang menggantung tanpa buaian ujung-ujungkenyataan atau sinar sinar harapan dari rasamu padaku. Asal kau tahu, aku berharap lebih dari itu,tidak hanya harapan tanpa kenyataan. Kepastian yang ingin ku gapai, gak cuma tumpukan kata yang berakhir di tong sampah semata.

Ah... Luar biasa... Mencoba mengimbangi caramu aku laksana sampan yang terseok-seok mengikuti alur sungai. Dengan kadarku yang gak bisa mengikuti arusmu. Buaian rinduku padamu tak lagi mampu menahan gejolak hasrat yang semakin membara. Masih kucoba merangkai kesabaran yang sempat kau ajarkan. Masih kucoba merangkai keikhlasan yang sering kau katakan.

Banyak hal yang ingin ku ceritakan padamu sejak dirimu memilih berlalu dan meninggalkanku di kamar penuh tumpukan masalah. Kau bukanlah orang yang sesuai tipeku dengan wajahmu yang amat biasa alias gak ganteng. Namun kharisma dan gaya bicaramu yang begitu meneduhkan dan mengayomi membuatku merasa nyaman setiap kali kita berinteraksi. Apalagi dengan kesabaranmu mendengar keluh kesahku yang kadang aku gak sempat suasana hatimu.

"Mungkin" saat ini kau tlah bahagia bersama pilihan hatimu, atau bersama dayang-dayang yang membludak di sekitarmu. Mereka yang menguasaimu sehingga tidak ada lagi waktu yang tersisa untukku. Aku iri. Aku ragu. Gak bisa lagi aku menilaimu. Dan saat ini aku terjerembab dalam mistikmu, membuatku sama sekali tidak mengenalmu. Aku gak tahu latar belakangmu, aku gak tahu karakter wanita idamanmu dan aku gak tahu sejauh mana kau menginginkanku.

Jangan salahkan aku jika suatu hari nanti secarik undangan menyelip di pintu rumahmu. Walau aku tak inginkan hal itu.

Jakarta,251210,16.O4[http://www.facebook.com/home.php?sk=2361831622#!/note.php?note_id=484826382551]

Mohon tunggu...

Lihat Konten Puisi Selengkapnya
Lihat Puisi Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun