Waktu memang suka melucu
Tapi bertambah megah untuk terus ku sembah
Kita pernah berlumur gincu
Terbang tinggi menegadah hingga lupa merebah
Bukankah jalan setapak yang menanjak ke utara ini pernah kita lintasi?
Ah sudah lupakanlah aku sudah penuh oleh makanan basi
Sampai konstelasi penunjuk arah pun meredup pucat pasi
Sebentar permisi, bahkan aku sudah lupa cara bermasturbasi
Aku selalu berusaha untuk tidak sekalipun menengok ke beranda
Maka tak usah heran, kenapa tidak ada kata kamu, kau pun anda
Tidak, aku sama sekali tidak menyapu bersih serakan waktu
Bahkan kadang aku keliru apakah yang tertinggal itu waktu atau aku?
Dan jujur aku lebih suka menyaksikan binatang bersetubuh
Ketimbang memanjat harap pada bintang jatuh
Keduanya sama-sama pertunjukan akhir tahun
Keduanya sama-sama sesementara kembang api melantun
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H