Kuliah merupakan jenjang pendidikan perguruan tinggi setelah lulus SMA/sederajat. Perbedaan yang biasa ditemukan dalam perkuliahan dengan pendidikan sebelumnya adalah banyaknya organisasi kemahasiswaan dan kerja paruh waktu bagi mahasiswa. Di perguruan tinggi, minat mahasiswa terhadap organisasi lebih antusias dibanding siswa di sekolah menengah. Begitu juga dengan kerja paruh waktu, yang biasa dilakukan oleh mahasiswa untuk meringankan biaya kuliah atau menambah uang jajan.Â
Fenomena yang biasa terjadi yaitu mahasiswa sulit mengatur waktu antara organisasi/paruh waktu dengan akademik kampus. Waktu yang terasa begitu cepat dan sempit sangat menyulitkan untuk mengikuti kegiatan ke sana ke mari. Hal ini menjadi dilema bagi mahasiswa untuk memilih belajar, berorganisasi, atau bekerja. Pandangan yang berbeda antara setiap mahasiswa, mereka ada yang lebih mengutamakan organisasi dan ada yang mengutamakan nilai akademik. Mengapa hal itu terjadi? Dan mana yang lebih penting?
Organisasi mahasiswa di dalam kampus maupun luar kampus menjadi daya tarik mahasiswa untuk melatih soft skills mereka. Yang mana soft skills tersebut akan sangat dibutuhkan di kehidupan selanjutnya, yaitu dunia kerja. Sebagian mahasiswa juga mengikuti organisasi karena dipengaruhi rekan sejawat, dorongan dari senior atau juga untuk menambah relasi.Â
Sedangkan bagi mereka yang bekerja paruh waktu, mereka membutuhkan itu untuk meringankan biaya kuliah dan atau menambah uang jajan. Di sisi lain ada juga mahasiswa yang melihat bahwa di sekitar kampusnya banyak cafe, tempat makan, toko dan sebagainya yang membutuhkan karyawan, atau bisa juga ajakan dari rekannya.Â
Dari kedua kegiatan tersebut, mahasiswa menjadi lalai pada tugasnya sebagai 'mahasiswa' yang seharusnya belajar dan diskusi di dalam kelas, mengerjakan tugas kelompok, dan yang berkaitan dengan akademik. Tetapi, kegiatan-kegiatan tersebut tidak dapat disalahkan, karena memiliki kepentingan dan manfaat tersendiri. Seperti organisasi memiliki dampak positif dan negatif bagi mahasiswa, begitu pun bekerja paruh waktu.Â
Dampak positif mengikuti organisasi di antaranya dapat meningkatkan soft skills mahasiswa untuk bekal bekerja nanti, meningkatkan kepercayaan diri, berjiwa kepemimpinan dan menambah relasi. Sedangkan untuk bekerja paruh waktu merupakan kepentingan mahasiswa itu sendiri untuk kebutuhan ekonomi.Â
Dampak negatifnya dari mengikuti organisasi bagi mahasiswa yang paling utamanya adalah menggeser fokus akademik mahasiswa yang merupakan tanggung jawabnya juga. Mereka yang mengikuti organisasi kadang kala lepas tanggung jawab atas semua tugas yang diberikan oleh dosen. Tidak dapat dikatakan 'semua mahasiswa', tapi beberapa dari mereka seperti itu. Seperti jarang hadir di kelas, tugas kelompok yang dibebankan ke teman sekelompoknya, telat mengumpulkan tugas, atau tidak mengikuti ujian semester, itu semua akan mempengaruhi nilai akademiknya.Â
Permasalahan dari semua ini adalah manajemen waktu dan kesadaran dari mahasiswa itu sendiri. Jika mereka memutuskan untuk kuliah, tentu mereka harus mengemban tanggung jawabnya. Dan jika mereka mengikuti organisasi atau bekerja semasa kuliah, mereka harus bertanggung jawab atas itu semua. Tak ada yang lebih penting dari berorganisasi, bekerja atau belajar, semuanya memiliki kepentingan yang sama jika itu dibutuhkan.Â
Kesimpulannya, boleh saja mahasiswa mengikuti organisasi semasa kuliah, bahkan disarankan jika itu berdampak positif bagi dirinya. Dan jika mahasiswa ingin bekerja untuk biaya kuliah, itu langkah yang bagus untuk meringankan beban orang tua. Tapi, perlu diingat jati dirinya sebagai mahasiswa untuk tidak meninggalkan segala beban akademinya di kelas.Â
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H