Mohon tunggu...
Ofi Sofyan Gumelar
Ofi Sofyan Gumelar Mohon Tunggu... Administrasi - ASN | Warga Kota | Penikmat dan rangkai Kata

Today Reader Tomorrow Leader

Selanjutnya

Tutup

Humaniora Pilihan

Meretas Jalan Pendidikan Tanpa Batas

16 Januari 2016   14:47 Diperbarui: 16 Januari 2016   15:17 170
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Ini adalah era borderless, free flow, dan interconnected. Ketika internet semakin membuat jarak seolah menjadi tak berarti, ada peluang disana untuk mendobrak berbagai keterbatasan, termasuk dalam hal pendidikan. Disaat Indonesia dihadapkan pada masalah fasilitas pendidikan yang minim, kekurangan tenaga pengajar, serta biaya pendidikan yang semakin sulit dijangkau masyarakat kelas menengah ke bawah, model Edukasi online memberi peluang bagi setiap anak bangsa untuk meraih pendidikan  tanpa batas.

[caption caption="Pendidikan Tanpa Batas Dengan Internet (ilustrasi: maxmanroe.com)"][/caption]Beberapa tahun terakhir, tawaran beasiswa untuk melanjutkan pendidikan ke jenjang master maupun doktoral semakin banyak. Berbagai negara serta lembaga Beasiswa Internasional banyak memberi kesempatan bagi warga negara di dunia ketiga untuk melanjutkan pendidikan ke universitas terbaik di luar negeri. Indonesia tak luput dari tawaran untuk meraih pembiayaan gratis tersebut. Beasiswa AusAid, Fullbright, Erasmus Mundus maupun Monbukagakusho semakin popular bagi para pemburu beasiswa. Dari pemerintah sendiri, kini ada lembaga LPDP yang sedang gencar-gencarnya mendorong pemuda terbaik dari berbagai penjuru tanah air untuk meneruskan pendidikan mereka ke jenjang S2 dan S3 secara gratis.

Kesempatan akan semakin terbuka lebar bagi mereka yang berasal dari daerah tertinggal. Ausaid memberi peluang lebih bagi wanita dan mereka yang berasal dari wilayah Indonesia timur. Demikian pula Fullbright atau yang lainnya, memberi porsi yang lebih besar bagi mereka yang berasal dari wilayah pelosok, atau yang tergolong marjinal. Ini bukan berarti mereka yang berasal dari wilayah Jawa dan sekitarnya peluangnya menjadi lebih sedikit, kesempatan tetap terbuka lebar.

Sayangnya, terdapat kesenjangan antara besarnya kesempatan beasiswa tersebut dengan realita yang ada.  Salah satu permasalahannya ada pada persyaratan kemampuan bahasa Inggris, umumnya berupa skor TOEFL yang harus lebih dari 550. Kemampuan berbahasa Inggris menjadi syarat mutlak. Banyak pemburu beasiswa terganjal pada syarat ini. Dengan tiga masalah yang kerap dihadapi wilayah Indonesia sebagaimana disebut di bagian awal tulisan ini, hal tersebut bisa menjadi ganjalan bagi sebagian orang. Padahal jika bicara soal kecerdasan, Indonesia punya banyak kandidat untuk meraih beasiswa yang ditawarkan. Inilah gap yang sering ditemui di Indonesia.

Mereka yang di daerahnya tidak terdapat lembaga bahasa Inggris terkendala akan susahnya mencari tempat bimbingan TOEFL. Mereka yang tak memiliki kemampuan finansial mencukupi tak memiliki daya untuk mendaftar pada lembaga bimbingan TOEFL. Tahu sendiri, biaya Kursus intensif TOEFL bisa mencapai angka jutaan rupiah. Belum lagi soal waktu, banyak pelamar beasiswa terkendala waktu untuk kursus TOEFL secara klasikal karena habis untuk pekerjaan mereka.

Kondisi diatas disadari oleh Budi Waluyo, seorang kandidat PhD dari Lehigh University, Amerika Serikat. Dia adalah awardee Fullbright Presidential Scholarships asal Bengkulu. Sebelumnya ia sempat mengenyam pendidikan S2 di University of Manchester dengan beasiswa IPF Ford Foundation. Untuk mengurai gap diatas, Budi kemudian membuat sekolah TOEFL gratis secara online bagi bagi warga Indonesia siapa saja di mana saja. Ia kemudian menjadi mentor bagi mereka yang ingin belajar TOEFL.


[caption caption="Sekolah TOEFL Gratis (sumber: sdsafadg.com)"]

[/caption]Dengan menggunakan media blog, facebook dan whatsapp, ia memberikan bimbingan bagi para siswanya secara cuma-cuma. Materi handbook disebar melalui blog, sementara konsultasi dan latihan soal diberikan secara rutin melalui group facebook dan whatsapp. Setiap bulannya, setelah rutin berlatih dan diskusi, diselenggarakan TOEFL prediction test untuk mengukur progress belajar siswa.

[caption caption="Siswa Mengerjakan TOEFL Prediction Test Secara Mandiri (sumber: sdsafadg.com)"]

[/caption]Pemilihan facebook dan whatsapp didasari bahwa kedua platform sosial media ini paling jamak digunakan warga Indonesia. Selain itu, kedua aplikasi ini tidak membutuhkan koneksi internet yang cepat, sementara sampai kini banyak daerah masih terkendala akan koneksi internet yang stabil dan cepat.

Ternyata, respon masyarakat Indonesia untuk mengikuti sekolah TOEFL gratis ini sangat banyak. Seminggu setelah  dilaunching pada bulan Mei 2015, jumlah pesertanya mencapai lebih dari 4000 siswa. Kini setiap dibuka kelas baru, tak kurang dari 13 ribu orang mendaftar. Sebarannya pun mencakup berbagai pulau yang ada di seluruh wilayah Indonesia. Ini membuktikan bahwa gap antara kesempatan beasiswa dengan kemampuan siswa untuk mencapai persyaratan nilai TOEFL memang benar adanya. Ternyata  Ada banyak anak muda yang ingin melanjutkan sekolah namun terkendala pada persyaratan skor TOEFL. Dan sekolah TOEFL ini menjadi jalan bagi mereka yang memiliki keterbatasan dalam hal tersebut melalui konsep kursus online gratis.

[caption caption="Sebaran Murid Sekolah TOEFL (sumber: sdsafadg.com)"]

[/caption]saya termasuk salah satu peserta di sekolah TOEFL ini. Dari kursus online gratis ini saya benar-benar bisa merasakan manfaatnya. Dulu, ketika pertama gabung disini skor TOEFL saya masih dibawah 550, tapi kemarin saat ikut TOEFL prediction di lembaga bahasa, skornya sudah melampaui skor minimum yang dipersyaratkan berbagai lembaga beasiswa. Kini, saya tinggal ikut tes resmi ITP TOEFL saja.

IndonesiaX, Platform Edukasi Online untuk Pendidikan Indonesia

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun