Mohon tunggu...
Ofi Sofyan Gumelar
Ofi Sofyan Gumelar Mohon Tunggu... Administrasi - ASN | Warga Kota | Penikmat dan rangkai Kata

Today Reader Tomorrow Leader

Selanjutnya

Tutup

Travel Story Pilihan

Kisah Baron dan Jack: Dua Jagoan dari Blanakan

20 Januari 2015   08:43 Diperbarui: 17 Juni 2015   12:46 402
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

Namanya Baron dan Jack. Keduanya dua jagoan dari Blanakan. Mereka adalah buaya pejantan di Penangkaran Buaya Blanakan, Subang. Usia keduanya sudah mencapai 33 tahun. Ukuran mereka  termasuk kategori buaya yang gede. Panjang si Baron mencapai 7 meter sementara beratnya kurang lebih 7,5 kuintal. Si Jack sedikit lebih pendek, sekitar 6,5 meter dengan berat mencapai 1 ton. Bongsor juga.

Rupanya Baron dan Jack ini menjadi andalan bagi Penangkaran Buaya Blanakan, Subang. Entah karena tidak ada lagi buaya pejantan, atau memang keduanya termasuk paling subur untuk membuahi 5 buaya betina yang ada di penangkaran tersebut, saya tidak tahu. Setidaknya seperti yang diceritakan oleh Imron dan Sanip, dua pegawai (pawang?) di penangkaran buaya ini, Baron dan Jack dibawa dari Kalimantan sejak tahun 1983, tahun berdirinya tempat penangkaran buaya ini.

Mau ketemu dengan Baron dan Jack? Bisa dikatakan untuk berkunjung ke Penangkaran Buaya Blanakan ini boleh dibilang gampang-gampang susah. Setidaknya itu yang saya dan kedua teman saya rasakan ketika menuju ke tempat ini.

Gampang karena memang penunjuk arahnya mudah ditemui. Lokasinya berada di daerah Pantura sekitar Pantai Cilamaya, Subang. Anda tinggal berkendara ke daerah Pantura, setelah melalui daerah sekitar Sukamandi, Subang, anda tinggal buka mata saja, di sebelah kiri jalan bisa ditemui papan reklame bertuliskan wisata Penangkaran Buaya.

Petunjuk Arah Menuju Lokasi

Susahnya? Akses jalan menuju tempat ini boleh dibilang ‘offroad”. Setelah berbelok dari jalan raya pantura, siap-siap saja akan menemui jalan yang rusak parah. Sepanjang jalan yang kami lalui sesuai petunjuk arah menuju lokasi, kami banyak menemui jalan berlubang, lumpur, bahkan di beberapa spot boleh dibilang jalanan sudah berubah menjadi kolam air yang dalam. Boleh dibilang jalan ini berbahaya untuk dilalui oleh kendaraan kecil. Beruntung mobil Datsun Go+ panca yang kami gunakan untuk menuju ke lokasi ini cukup responsif bermanuver melalui jalanan ‘offroad’ tersebut.

142169259694039498
142169259694039498

akses jalan menuju lokasi

Sialnya, dalam perjalanan pulang dari tempat wisata ini, kami diberi tahu oleh petugas disana bahwa ada jalan pintas yang lebih ‘beradab’. Heran, kenapa atuh jalan pintas ini tidak diberi petunjuk untuk menuju ke tempat wisata ini?

Kesan saya, tempat in juga terasa kurang begitu terawat. Selain akses jalan yang rusak parah, fasilitas tempat wisata ini juga terkesan seadanya. Venue tempat atraksi wisata sudah rusak parah, lokasi penangkaran pun kotor, dan warung makan di sekitar lokasi juga terkesan kurang tertata. Selain itu sekedar untuk mencari tempat parkir mobil jdi sekitar lokasi uga sedikit susah.

Nah untuk masuk ke lokasi wisata ini anda perlu merogoh kocek sebesar sebelas ribu rupiah per orang plus lima ribu rupiah untuk biaya masuk mobilnya. Special untuk melihat Baron dan Jack, anda perlu menambah  delapan ribu rupiah lagi per orang. Jika malas, maka anda hanya bisa melihat buaya-buaya kecil di kolam terpisah.

142169238182854533
142169238182854533
Aksi Sang Pawang

Imron rupanya sudah sangat mengenal karakter Baron dan Jack. Untuk memanggil keduanya keluar dari kolam, ada ritual khusus yang perlu dilakukan sang pawang buaya ini. Dari pinggir kolam, dia akan menepuk-nepuk air  dan mengayunkan ikan sebagai umpan. Tidak berapa lama, Baron dan Jack akan muncul untuk melahap ikan yang disodorkan Imron.

14216925031852050389
14216925031852050389

Baron, Jack dan Pawangnya

Mau megang Baron dan Jack? Silahkan, katanya sih keduanya sudah jinak. Mungkin anda bisa mencobanya untuk sekedar menguji nyali.

Terus, atraksinya apa lagi? Kalau anda berharap mendapatkan atraksi lebih, siap-siap saja kecewa. Karena hanya itu yang bisa kita lihat, buaya gede yang muncul dari kolam untuk makan ikan. Setidaknya, itu yang saya lihat saat berkunjung ke tempat ini. Katanya sih, tempat ini ramai dikunjungi setiap hari sabtu dan minggu. Mungkin di hari itu akan ada atraksi yang lebih menantang. Entahlah.

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Travel Story Selengkapnya
Lihat Travel Story Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun