Mohon tunggu...
Ofi Sofyan Gumelar
Ofi Sofyan Gumelar Mohon Tunggu... Administrasi - ASN | Warga Kota | Penikmat dan rangkai Kata

Today Reader Tomorrow Leader

Selanjutnya

Tutup

Gaya Hidup Pilihan

Ajinomoto dan Diplomasi Ruang Olah Makanan

7 Maret 2017   14:07 Diperbarui: 7 Maret 2017   14:22 421
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Rahasia Mengubah Chef Amatir Menjadi Profesional (sumber: dokpri)

“Lho, kamu pake MSG? Katanya itu gak baik lho buat kesehatan” saya sedikit protes padanya. Setahu saya beberapa tahun silam sempat ada kabar soal bahaya MSG bagi kesehatan kita. tapi ini langsung dibantah isteri saya, “,.. ini aman kok. Ada banyak klarifikasinya di internet. Coba aja tanya mbah google. Lagipula Aji-No-Moto® kan produk Jepang, aku yakin ini aman. Mereka kan sangat concern terhadap kesehatan. Tentu mereka gak akan main-main soal ini. Ayolaah,…kamu kan mau pergi ke sana.”   

Dari penelusuran internet saya kemudian tahu ternyata produk ini aman dikonsumsi kok, asal digunakan dalam jumlah yang sewajarnya dan tak berlebihan. Coba cek informasinya disini dan disini.  Demikian pula soal kehalalannya, tak ada masalah, sebagaimana tercantumnya label halal dari MUI pada produk-produk Aji-No-Moto®.

Selain penyedap rasa Aji-No-Moto® isteri saya juga memperlihatkan bumbu praktis Sajiku nasi goreng yang katanya wajib pula aku bawa nanti. Iya, dia tahu kalau saya maniak nasi goreng. Jadi, kalau memakai bumbu praktis Sajiku ini nantinya saya tak perlu khawatir soal bumbu masaknya apa saja. Tinggal cemplung saja ke nasi yang sedang digoreng. Praktis.

Nasi Goreng Spesial Sajiku Buatan Sendiri (sumber: dokpri)
Nasi Goreng Spesial Sajiku Buatan Sendiri (sumber: dokpri)
Di kemudian hari saya tahu kalau sajiku punya beragam bumbu praktis komplit untuk semua jenis masakan. Ini bisa jadi solusi bagi seorang amatiran dalam memasak seperti saya. Memang benar, produk-produk Aji-No-Moto® ini bisa membuat orang yang gak bisa masak jadi lebih jago soal menjaga rasa.

Saya sudah bertekad untuk memboyong penyedap rasa Aji-No-Moto® dan Sajiku ini terbang bersama saya nanti. Saya akan membawa produk-produk Aji-No-Moto® ini kembali ke tanah asalnya, negeri matahari terbit.

**

Begitulah, saya kemudian menjalani hari demi hari di negeri Sakura dengan mudah. Tak ada lagi masalah soal urusan makanan. Aji-No-Moto® telah menolong saya untuk tetap menjaga lidah ini senantiasa mengecap masakan enak. Lebih dari itu, ternyata lewat masakan kita bisa menemukan keluarga baru disini. Keluaga itu adalah teman-teman seperjuangan asal daerah lain di Indonesia, teman-teman asli negeri Jepang serta teman mahasiswa dari negara lain  yang sama-sama berjuang di negeri Jepang.

Beruntunglah saya sempat kursus kilat memasak sebelum pergi ke sini. Saya banyak menemukan manfaat dari keterampilan memasak ini. Belajar di negeri seberang ternyata bukan melulu soal berkutat dengan buku dan jurnal, tapi kita perlu bersosialisasi dengan yang lain. Lewat kegiatan masak-memasak di dapurlah saya merasakan intensitas komunikasi dengan mahasiswa asing bisa lebih cair. Saya menyebutnya diplomasi dapur, bagaimana interaksi di ruang olah makanan tersebut bisa mempererat jalinan persahabatan antar bangsa.

Masak Jadi Lebih Menyenangkan Dengan Ajinomoto (sumber: dokpri)
Masak Jadi Lebih Menyenangkan Dengan Ajinomoto (sumber: dokpri)
Berkat Ajinomoto, Saya Bisa Menjamu Makan Teman Seperjuangan (sumber: dokpri)
Berkat Ajinomoto, Saya Bisa Menjamu Makan Teman Seperjuangan (sumber: dokpri)
Ceritanya saya punya teman Afghanistan yang tinggal satu lantai di Apato tempat saya tinggal. Kami memang berbeda jurusan di Kampus, sehingga praktis hanya bertemu selepas kuliah di apato saja. Intensitas bertemu paling tinggi adalah ketika sama-sama memasak di dapur. Disinilah kami sering berdiskusi soal apa pun, saling coba mengetahui segala hal tentang negara masing-masing, entah itu budaya, seni dan terutama soal masakan.

Soal makanan ini, biasanya saat makan bersama itulah kami saling mencicipi olahan masing-masing yang berbuntut pada keinginan teman saya untuk belajar memasak masakan Indonesia. Ada satu makanan yang membuatnya tergila-gila. Bakwan atau kalau di kota saya dikenal dengan Bala-bala. Kalau Bahasa inggrisnya sih messy-messy. Hehehe

Gorengan berbahan dasar tepung dengan campuran potongan tipis kol, wortel, dan bawang daun ini sukses memikat teman Afghanistan tersebut ketika pertama kali saya sodorkan untuk dicicipinya dalam sesi makan malam bersama sebelumnya. Tujuh potong bala-bala dihabiskannya saat itu. Ini nyicip apa doyan?

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Gaya Hidup Selengkapnya
Lihat Gaya Hidup Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun