Soal pembiayaan riset pengembangan sel surya di Miyazaki University, sebagian besar didapat justru dari berbagai perusahaan swasta Jepang. Sharp, Mitsubishi dan Sumitomo adalah sebagian perusahaan yang berkontribusi terhadap riset mereka. Kini kampus ini sedang mengembangkan riset teknologi energi surya berbasis beam-down solar. Instalasinya ada di sudut selatan kampus yang terdiri dari berbagai cermin yang memantulkan sinar surya pada sebuah receiver, soal teknisnya saya sendiri kurang paham. Katanya instalasi panel surya yang terpasang di berbagai sudut kampus ini mampu mensuplai hampir 50 persen kebutuhan energi di kampus mereka. Belajar dari sini, Pertamina bisa menyokong pendanaan riset intensif di kampus-kampus Indonesia untuk mencari teknologi sel surya yang efisien dan ekonomis. Yakinlah, dengan kemampuan akademisi kita, bisa tercipta teknologi energi surya yang sesuai dengan karakteristik kondisi di negara kita.
Kini, kita menunggu bagaimana implementasi teknologi ini dikembangkan oleh pemerintah. Arah menuju ke sana sudah terlihat, dan semoga semakin massif ke depannya. Demikian pula dengan Pertamina, tinggal mengeksekusi beberapa kebijakan yang tepat untuk menyokong pemanfaatan dan pengembangan energi baru dan terbarukan demi mencapai target yang telah ditentukan.
---
Sumber Bacaan:
- The Strongest Weapon to Shift Geopolitical Balances Isn’t Nukes or Missiles, It’s Technology. Vivek Wadhwa
- Dukung Kebijakan Pemerintah, Pertamina Siap Perluas Investasi Hulu Energi Baru dan Terbarukan. Pertamina.com
- Sebuah Kebijakan Fiskal Terpadu untuk Energi Terbarukan dan Energi Efisiensi di Indonesia. Kementerian Keuangan Republik Indonesia.
- Potensi Energi Angin dan Surya di Indonesia. Armi Susandi
- Olah Potensi 112.000 GWp dengan Fotovoltaik. mmindustri.co.id
- Promoting and Expanding The Use of Renewable Energy. Softbank Group
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H