Mohon tunggu...
ujang bey
ujang bey Mohon Tunggu... -

suma ergo sum

Selanjutnya

Tutup

Otomotif

Bengkel Resmi Chevrolet dan Harga Sparepart Chevrolet Spin yang 'Selangit' Bikin Kecewa

27 Februari 2017   12:46 Diperbarui: 27 Februari 2017   12:55 25121
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Otomotif. Sumber ilustrasi: FREEPIK

Bagi pengguna mobil Chevrolet Spin jangan kaget ketika mengalami masalah pada pendingin udara (AC), ini sudah menjadi cerita umum bagi pengguna Chevrolet Spin. Bayangkan sudah tiga tahun lebih dan sudah tiga kali pula saya ganti kompresor AC yang harganya mendekati angka 4 digit alias 4 juta, belum lagi evaporator AC yang sering bocor dan harus diganti. Mungkin, itu hanya sekelumit cerita sampingan mobil Chevrolet Spin saya. Kejadian intinya bermula sekitar tgl 20 an Januari mobil Chevrolet Spin saya mengalami kerusakan yaitu ketika mobil melaju kemudian dilakukan pengereman kondisi mesin mobil tiba-tiba mati, kondisi ini kerap terjadi berulang-ulang ketika dilakukan pengereman.

 Maka, saya pun membawa mobil saya ke bengkel resmi Chevrolet Andalan Kelapa Gading. Disana kepala bengkel mengatakan kemungkinan maticnya bermasalah, dan kemudian mekanik melakukan pengecekan ternyata tidak jauh beda dengan perkiraan kepala bengkel. Seminggu berlalu setelah matic mobil saya mengalami perbaikan, kepala bengkel menelepon saya bahwa mobil sudah beres. Sesampainya saya di bengkel sore hari, kepala bengkel menjelaskan bahwa maticnya baik-baik saja tidak ada masalah hanya dibersihkan dan ganti oli mesin dengan biaya nyaris Rp 4.000.000. Lalu mobil saya bawa pulang ke rumah selama perjalanan baik-baik saja. 

Esok pagi harinya saya bawa mobil ke kantor penyakitnya kembali kumat yaitu mesin mati ketika dilakukan pengereman, akhirnya saya bawa lagi untuk komplain. Saya merasa penasaran, kemudian saya tongkrongin guna melihat mekanik melakukan pengecekan kembali. Ketika mekanik melakukan pengecekan lewat media komputer ternyata komputer tersebut tidak bisa mendeteksi sebenarnya kerusakan apa yang dialami mobil saya, nampaknya mekanik dibuat bingung sambil meraba-raba dugaan mesin yang rusak.

 Selama dua minggu lebih  akhirnya mekanik menyimpulkan bahwa THCM nya rusak, yang membuat saya terkejut adalah harga THCM yang sangat mahal yaitu Rp. 18.200.000. Harga yang cukup mahal hanya untuk mobil MPV sekelas Avanza, kepala bengkel mengatakan memang harga dari General Motor nya segitu. Coba bayangkan, pertama saya harus bayar Rp 4.000.000 dan kemudian Rp. 18.200.000 kalau dijumlah total biaya yang saya keluarkan Rp 22.200.000. 

Jika uang itu saya pake buat DP mobil baru mungkin sudah sangat bisa. Saya sangat kecewa terhadap Chevrolet Indonesia atau General Motor Indonesia yang hanya memberikan garansi 3 tahun terhadap mesin, sedangkan usia mobil saya baru 3,4 tahun (Spin Tipe LTZ Tahun 2013). Kesan dibenak saya muncul seolah-olah Chevrolet sudah bisa mengukur bahwa usia mesin tersebut 3 tahun bakal rusak dan setelah tiga tahun lebih ketika mesin  (THCM) konsumen mengalami kerusakan, dia dapat menggantinya sendiri dengan biaya yang sangat mahal.

Sebenarnya saya sudah melakukan pengaduan resmi ke Chevrolet Indonesia melalui email dan direspon oleh Chevrolet Indonesia baik itu lewat email maupun lewat telepon. Tapi sifatnya hanya pemberitahuan saja, begitu juga pihak bengkel melakukan hal yang sama. Tidak ada 'perlakuan khusus' yang diberikan terhadap konsumen, misalnya Chevrolet Indonesia atau General Motor Indonesia mengganti suku cadang dimaksud dengan free atau bayar separuh dengan pengecualian khusus. 

Saya sebagai konsumen Chevrolet terutama Chevrolet Spin, hanya ingin berbagi kisah aja tentang pengalaman saya memiliki mobil Chevrolet, dan termasuk bagaimana Chevrolet Indonesia melayani konsumenya. Artinya, saya sedikit menyimpulkan pelayanan bengkel resminya tidak profesional dan suku cadangnya sangat mahal, bahkan bisa-bisa kita menunggu lama. Tentunya hal ini sangat membuang waktu bagi kita yang memiliki mobiltas tinggi dan berdampak pada kekecewaan. Mungkin setelah mobil saya dapat dierbaiki dan saya membayar service yang mahal (Rp 22.200.0000). Saya bisa mengatakan 'say good bye Chevrolet'. 

Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H

Mohon tunggu...

Lihat Konten Otomotif Selengkapnya
Lihat Otomotif Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun