General Motor Indonesia (GMI) selaku distributor suku cadang Chevrolet belum mampu memberikan kepuasan terhadap konsumennya. Bagaimana tidak, varian jenis kendaraan mobil di Indonesia sudah banyak dikeluarkan oleh pabrikan asal Amerika ini, tetapi GMI masih belum bisa mendobrak stigma susahnya mencari spare part (suku cadang) Chevrolet. Kejadian ini saya alami ketika saya membeli mobil Chevrolet Spin tipe LTZ AT Bensin 2013. Dalam perjalanan kepemilikan mobil Spin selama satu setangah tahun, beberapa kali mobil tersebut mengalami keluhan mulai tangki bensin yang bocor sampai masalah AC yang rusak.
Hal paling menjengkelkan adalah kerusakan yang terjadi pada masalah pendingin (AC) sudah tiga kali mobil jenis Spin yang saya miliki mengalami masalah di pendinginnya, yang terakhir adalah kompresornya macet dan sudah mengalami perbaikan dengan ganti baru, tetapi saya harus menunggu lama menanti suku cadangnya. Sekarang AC mobil saya kembali rusak setelah saya cek ke bengkel Chevrolet Andalan Samanhudi, ternyata kompresornya rusak lagi dan itu harus diganti satu set tetapi saya harus kembali menunggu barangnya karena bengkel tersebut harus pesan dulu ke General Motor Indonesia.
Setelah saya menunggu selama satu minggu lebih, saya pun mengkonfirmsi ke bengkel tersebut barang yang telah dipesan tak kunjung tiba dan pihak bengkel pun mengatakan spare part yang dipesannya sedang kosong di General Motor Indonesia. Kejadian ini telah menimpa berulang-ulang kali terhadap saya dan saya pun merasakan tidak ada perubahan pelayanan yang signifikan dari GMI dalam menyediakan suku cadang. Kondisi seperti ini sangat membuang waktu saya, mobil yang saya beli baru ternyata dalam perjalannya menyisakan kejengkelan hanya karena manajerial GMI yang buruk dalam pengadaan suku cadang.
Tulisan ini bukanlah sesuatu yang provokatif untuk menjelekkan GMI tetapi ini adalah pengalaman pribadi saya ketika memiliki mobil Chevrolet Spin LTZ AT Bensin 2013. Saya harap konsumen mempertimbangkan secara jeli sebelum memutuskan membeli mobil jenis tersebut, pengalaman saya bisa dijadikan acuan sebagai pembanding. Jangan sampai membeli mobil baru merasa seperti membeli mobil bekas dan susah dalam suku cadang, walaupun garansi mesin sudah di jamin 3 tahun, buat apa kalau membuat jengkel menunggu dalam pengadaan suku cadangnya.
Baca konten-konten menarik Kompasiana langsung dari smartphone kamu. Follow channel WhatsApp Kompasiana sekarang di sini: https://whatsapp.com/channel/0029VaYjYaL4Spk7WflFYJ2H