Mohon tunggu...
Ujang Ti Bandung
Ujang Ti Bandung Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kompasioner sejak 2012

Mencoba membingkai realitas dengan bingkai sudut pandang menyeluruh

Selanjutnya

Tutup

Humaniora

Sebuah Masa yang Telah Tiada

21 November 2015   14:46 Diperbarui: 21 November 2015   15:20 119
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.

..

Bagi manusia yang telah memasuki usia senja, mungkin tiada yang lebih indah ketimbang mengenang masa silam,saat saat dimana ia masih seperti kuntum bunga yang masih mekar dan dunia masih serasa penuh dengan melody kehidupan yang indah.mengenang saat saat itu,..rasanya ingin kembali ke masa silam dan selalu tetap berada didalamnya tanpa mengalami perubahan …tetapi itu hanyalah ilusi,angan angan manusia yang telah kehilangan sebuah masa yang paling indah dalam kehidupannya,..dan mungkin tidak terbayang sebelumnya bahwa dirinya akan berubah dengan cepat menjadi seperti saat ini…bahkan apa yang kini tengah kita alami se indah apapun menurut perasaan kita suatu saat nanti akan menjadi sebuah kenangan masa silam pula,ini adalah realitas yang berjalan mengikuti hukum perputaran waktu

Itulah,hukum kehidupan pasti memang seperti roda pedati yang terus berputar tanpa henti, meninggalkan dibelakangnya beragam angan angan manusiawi yang mengiringinya ibarat awan awan dilangit yang menggumpal dan berarak mengikuti matahari yang berjalan secara pasti dan lalu perlahan hilang lenyap entah kemana.memegang angan angan memang seperti upaya meraih awan awan yang berarak dilangit tetapi tidak dapat kita genggam.walau tidak sedikit manusia yang masih hidup dalam dunia angan angan,lupa dengan hukum kehidupan pasti yang membelenggu kehidupan manusia.hukum kehidupan pasti memang sudah didesain sedemikian rupa oleh sang pencipta dan menurut kitab suci hukum kehidupan pasti itu pula yang pada akhirnya akan mengantarkan manusia pada ketentuan pasti bahwa tiap amal perbuatan manusia akan dibalas sesuai kadar baik-buruknya.apapun romantisme -gejolak rasa perasaan maupun pemikiran kita,umat manusia,yang membingkai beragam peristiwa,yang mengenang suatu masa atau yang merindukannya,mungkin dengan kepedihan yang teramat sangat karena adanya rasa kehilangan, atau yang suatu saat pernah berangan angan akan sebuah kebebasan yang tanpa batas,atau yang pernah memuntahkan beragam bentuk pemikiran yang beraneka warna maka hukum kehidupan pasti tetap bergerak tanpa berkompromi dengan semua bentuk romantisme manusiawi itu,faktanya hingga saat ini hukum kehidupan pastilah yang menyampaikan kita pada realitas seperti ini : menjadi tua,dan mungkin sebentar waktu lagi mati

Dalam suatu era atau zaman senantiasa lahir beraneka ragam-jenis pandangan-pemikiran manusia atau ‘world view’,sama seperti yang saat ini ada pada zaman kita seperti;modernism-post modernism,dan mungkin kelak entah apalagi,bila kita telusuri satu persatu maka ada yang mengarah ke kiri-ke kanan, ada yang ke utara-selatan-barat-timur,untuk menunjukkan arah tujuan serta orientasi yang berbeda beda,tetapi hukum kehidupan pasti seolah tidak peduli,ia tetap bergerak lurus kedepan,tidak ikut berbelok ke kiri-kanan-utara-selatan-timur-barat mengikuti arah orientasi pandangan-pemikiran manusia.itu sebab para pencari kebenaran sejati menjadikannya sebagai salah satu parameter kebenaran karena sifat permanennya,dan demikian pula dengan agama Ilahiah yang menjadikan konsepsi hukum kehidupan pasti sebagai salah satu pilar dari konsep kebenaran Ilahiah

…………. 

Kembali ke romantisme mengenang masa silam,(yang sering menjadi bahan syair lagu lagu),orang yang hidup sebagai remaja ditahun 50 an menjadi generasi tua ditahun 80 an dan orang yang hidup sebagai remaja di tahun 70 an menjadi generasi tua di tahun 2000 an,demikian dan akan demikian seterusnya hingga kehidupan dunia berakhir dengan sendirinya pada masanya nanti … tetapi diantara masa masa itu akan selalu terselip beribu kenangan manusiawi yang selalu dikenang disepanjang hayat.bagi orang orang tua yang hidup saat ini mungkin mereka akan mengenang betapa indahnya kehidupan ditahun 60-70 an ketika foto dan televisi masih hitam putih dan teknologi masih serba sederhana tetapi hidup terasa penuh dengan kebahagiaan,mungkin ia akan membandingkannya dengan situasi saat ini ketika dunia telah berubah menjadi serba canggih-penuh warna tetapi hidup serasa dipenuhi oleh banyak kehampaan,walau kehampaan itu bukanlah suatu yang senantiasa bermakna negative sebab ia bisa menjadi jalan menuju kerinduan terhadap hal hal yang bersifat Ilahiah-yang sifatnya abadi : cinta kasih sayang Ilahi-kebahagiaan abadi,dan kerinduan akan keabadian itu sendiri

Maka diatas semua realitas yang digambarkan sedemikian dengan beragam romantisme manusia yang menyertainya mungkin manusia patut untuk mulai berfikir tentang makna dan hakikat kehidupan …

…………

 images : favim.com

 

 

Mohon tunggu...

Lihat Konten Humaniora Selengkapnya
Lihat Humaniora Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun