Mohon tunggu...
Ujang Ti Bandung
Ujang Ti Bandung Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kompasioner sejak 2012

Mencoba membingkai realitas dengan bingkai sudut pandang menyeluruh

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Ini, cara ilmiah melawan penista agama

13 Januari 2015   21:19 Diperbarui: 17 Juni 2015   13:14 518
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
1421197707103598938

'

[caption id="attachment_390657" align="aligncenter" width="300" caption="www.theguardian.com"][/caption]

...

Kita  yang beriman mungkin agak gerah dengan tindakan orang yang anti agama yang mendeskreditkan agama sebagai 'dogma yang mengindoktrinasi manusia',kasus ini mencuat kembali diantaranya setelah terjadi berbagai peristiwa kekerasan tertentu seperti yang menimpa majalah satir Carlie hebdo.dan pengertian 'indoktrinasi' yang saya maksud disini adalah yang mengacu pada pengertian negatif yang paling ekstrim sebagai 'cara manusia atau kelompok tertentu mempengaruhi sesamanya untuk agar hanya mengikuti pandangannya-ideologinya dengan cara menutupi manusia tersebut dari menggunakan akal fikiran dan mengikuti suara hati nuraninya'.jadi indoktrinasi bukan bertujuan menggiring manusia agar secara sadar menggunakan akal dan nuraninya untuk berfikir. sehingga kalau mengikuti pengertian yang paling ektrim tersebut maka 'indoktrinasi' bisa identik dengan cara manusia membungkam akal dan nurani manusia untuk agar mengikuti apa yang diingini sang pendoktrin.

Dan bila mengacu pada berbagai contoh yang telah banyak terjadi didunia ini disepanjang sejarahnya,misal di Korea utara atau di Jerman pada era Nazi,apakah komunisme-Naziisme-fasisme mempengaruhi manusia dengan cara mengindoktrinasi ataukah dengan mengkonsep mereka untuk  menggunakan akal dan nuraninya (?) ... coba saja buka buku buku panduannya apakah didalamnya ada tertulis cara cara untuk agar manusia menggunakan akal sehat dan nuraninya (?)...kalau para petinggi komunisme-Naziisme mengkonsep penggunaan nurani maka apakan faham mereka dapat masuk kedalam alam fikiran manusia atau malah manusia yang disusupi faham itu malah akan memuntahkannya kembali (karena berlawanan dengan nuraninya) ....Nazisme-fasisme dan ideologi negatif lain dapat masuk ke dalam alam fikiran serta ditelan oleh manusia itu karena didalamnya ada tekhnik mengunci mati hati nurani terlebih dahulu.itulah makna 'indoktrinasi' dalam artian yang negatif adalah cara sesama mempengaruhi dan mengendalikan sesamanya tetapi dengan tekhnik menutup nurani karena mereka tahu bahwa akal-nurani itu suatu yang tak dapat di indoktrinasi apabila itu hidup dalam diri manusia secara utuh

Pertanyaan lain,apakah liberalisme,agnotisisme,sekularisme itu men doktrin atau meminta manusia menggunakan akal fikiran dan nuraninya (?) ... kalau faham faham itu mengkonsep manusia agar menggunakan akal dan nurani nya maka dalam buku panduannya pasti akan dipenuhi petunjuk petunjuk cara agar manusia menggunakan akal dan nurani.dan silahkan dianalisa lebih lanjut perihal fenomena ini,untuk menemukan fakta apakah isme isme itu mendoktrin atau menyuruh manusia untuk 'berfikir' (menggunakan akal fikiran dan nurani-menurut definisi kitab suci) ...

Masalah nya adalah,coba anda buka kitab suci yang dibawa para nabi,didalamnya berisi konsep agar manusia menggunakan akal fikiran dan hati nurani,menggunakan akal fikiran seperti perintah untuk melogika kan semua obyek kasat mata di alam semesta yang memiliki desain serba terstruktur (seperti wujud fisik manusia atau mekanisme yang terjadi di alam semesta) atau melogika kan konstruksi hukum kehidupan pasti yang serba dualistik. dan perintah menggunakan nurani agar manusia mengasihi sesama-menghormati orang tua,melakukan hanya hal hal yang baik dan benar dlsb. yang semua itu tak akan dapat dilakukan-dijalani apabila manusia tidak menggunakan perangkat akal dan nurani,lalu bagaimana Tuhan-agama dianggap 'mendoktrin'? ...(mengacu pada pengertian ekstrim diatas) .. sekarang bandingkan dengan komunisme ala Korut atau Naziisme-fasisme, apakah memiliki konsep dan kepentingan yang serupa terhadap akal dan nurani manusia ataukah malah sebaliknya,menutup rapat rapat nurani.saya tak bisa bayangkan apa yang akan terjadi kalau mastarakat Korut atau masyarakat Jerman era Hitler misal bersepakat menggunakan nuraninya .........

Sehingga perbedaan antara 'didoktrin' dengan 'menggunakan akal serta nurani' adalah; kalau untuk menjadi seorang yang terdoktrin cukup dengan hanya mengikuti apa yang diinginkan sang pendoktrin,tak peduli masuk akal atau tidak,tak peduli berlawanan dengan nurani atau tidak,mungkin itu yang dilakukan pentolan Naziizme terhadap masyarakat yang didoktrinnya dan di sisi lain itulah yang terjadi pada masyarakat Jerman yang terdoktrin.apakah hal seperti itupula yang dilakukan Tuhan terhadap manusia ..(meminta manusia untuk hanya tunduk-ikut tanpa mengikutsertakan nurani) ...

Tidak sedikit yang memparalelkan agama dengan 'indoktrinasi' padahal orang yang beriman tak ada dari mereka yang merasa diindoktrinasi sebab untuk masuk kedalam iman mereka merasa telah menggunakan akal fikiran dan nuraninya secara maksimal,mereka percaya kepada konsep balasan akhirat misal bukan karena itu dogma yang mendoktrin tetapi akal fikiran sehatnya dapat mererimanya sebagi suatu hal yang logis sebab bersesuaian dengan fakta adanya benar-salah,baik-buruk didunia,dan nuraninya tentu tak bisa menerima apabila orang jahat-si lalim yang tak sempat diadili didunia atau yang dapat lolos dari pengadilan dunia kehidupannya hanya berakhir dikuburan tanpa ada sang maha pengadil yang akan mengadili semua amal baik-buruk nya selama hidup di alam dunia secara total

Dengan kata lain jalan untuk menemukan Tuhan dalam agama hanya bisa diraih hanya apabila manusia menggunakan akal dan nuraninya,sebaliknya jalan untuk mengikuti ideologi yang negatif sebaliknya,hanya dapat dengan jalan menutup nurani.dimana bila keduanya tercerabut maka Tuhan tidak akan pernah dapat ditemukan,atau apalagi difahami.(lalu bagaimana mungkin memparalelkan agama dengan 'indoktrinasi' ?)....

Dan berikut beberapa alasan real (berdasar pengalaman) dan ilmiah (dapat difahami oleh akal fikiran) mengapa manusia memilih datang kepada Tuhan

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun