MATERIALIST VS DUALIS DI AKHIR ZAMAN
Dalam menjelaskan manusia materialist selalu berupaya mengacukan penjelasan pada otak fisik karena itulah obyek yang dapat diamati secara empirik.Semua dianggap "produk otak fisik"-termasuk jiwa.Demikian pula dalam menjelaskan ilmu pengetahuan maka materialist akan mengacu pada penjelasan yang bersifat fisik-materi-yang dapat di observasi-dapat diukur dan dipastikan secara empirik. Intinya,Bagi materialist kebenaran adalah tentang suatu yang dapat dibuktikan secara empirik.
Sementara dualist seperti kaum beragama dan filsafat rasionalism menjelaskan manusia dengan dasar penjelasan dualisme bahwa manusia terdiri dari jiwa-raga dimana raganya merupakan infrastruktur bagi eksistensi jiwa nya. Demikian pula ketika menjelaskan konsep ilmu pengetahuan maka dualist akan membagi ilmu kepada dimensi fisik dan metafisik dan melihat ilmu sebagai konsep yang memilki 2 kaki ; satu berpijak di dunia fisik dan satu di dunia non fisik-metafisik.Intinya,Bagi kaum dualist kebenaran adalah suatu yang bicara keseluruhan antara dimensi fisik-metafisik
Dalam pandangan metafisika utamanya agama wahyu kebenaran bukan sebatas apa yang dapat dilihat mata-empiris,Tapi utamanya tentang apa yang tak terlihat mata,Yang bicara hal metafisis semisal Apa makna dan hakikat kehidupan. Kebenaran sejati-hakiki ada dibalik dunia nampak
Itulah pertarungan worldview yang saat ini tengah terjadi di dunia-sejarah peradaban dunia yang abstrak yang tidak diajarkan secara formal.Dan anda dapat melihat mana yang saat ini mendominasi secara budaya ilmiah
Materialisme ilmiah memang ideal dilabeli "si mata satu" karena karakteristiknya menggiring manusia untuk percaya dan orientasi hanya kepada apa yang nampak-menjadikan yang nampak secara fisik-materi sebagai acuan kebenaran dan ilmu pengetahuan,Dan bila manusia mengikutinya maka orientasi serta pemahaman terhadap aspek metafisik makin lama akan semakin buta
Maka materialisme ilmiah di stigma sebagai "awas ke dunia fisik tapi buta kepada aspek non fisik-metafisik".Yang sudah ektrim terpapar biasanya secara radikal mudah stigma hal hal metafisis sebagai dongeng,fiksi,ilusi dlsb.Padahal baik filsafat maupun agama memberi petunjuk bagai mana memahami dunia metafisik melalui alur ilmu-bukan melalui alur imajinasi bebas tanpa arah.
Agama melukiskannya sebagai pertarungan menjelang akhir zaman dimana pengaruh si "mata satu" demikian kuat mencengkeram dunia dan hanya dapat di tundukkan oleh turunnya Isa Al masih ke dunia.Dan turunnya beliau ke dunia di dahului oleh bencana dahsyat di alam dunia yang dilukiskan terjadi 40 hari 40 malam dimana saat beliau turun di hari ke 40 umat manusia dalam keadaan tak berdaya
Itulah skenario akhir zaman-suatu yang sering dilukiskan terbalik oleh sebagian orang yg memandang saat ini sebagai era modern-puncak peradaban
Skenario (akhir zaman) itu seolah mendesain munculnya sang antagonis dunia,membiarkannya menguasai dunia dimana saat itu yang tidak mengikutinya akan memperoleh stigma stigma buruk semisal "tidak mengikuti arus modernism" dlsb.Mereka meruntuhkan paradigma paradigma lama untuk membentuk paradigma baru tentang ilmu dan kebenaran menurut versi sufut pandangnya