Mohon tunggu...
Ujang Ti Bandung
Ujang Ti Bandung Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kompasioner sejak 2012

Mencoba membingkai realitas dengan bingkai sudut pandang menyeluruh

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Neurosains,study ilmu saraf,bukan ilmu jiwa

30 Januari 2025   18:13 Diperbarui: 30 Januari 2025   18:13 31
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Images ; psikologi today

NEUROSAINS SEBAGAI STUDI ILMU SARAF-BUKAN ILMU JIWA

Silahkan buka definisi neurosains dalam wikipedia,disana tercantum dengan jelas bahwa neurosains adalah ilmu tentang saraf,bukan ilmu tentang jiwa-tentang alam pikiran-tentang akal budi-tentang dunia bawah sadar atau tentang keruhanian.

Studi neurosains jelas berbeda karakternya dengan ilmu jiwa,Tapi sebagian seolah berpandangan neurosains bisa menggantikan peran ilmu jiwa,Seolah seluruh rahasia jiwa-alam pikiran manusia bisa diketahui dengan jalan mengetahui fungsi seluruh unsur sarafnya

Beda dengan ilmu psikologi serta penjelasan agama ketika bicara jiwa manusia maka dasar penjelasannya bukan berangkat dari system saraf tapi apa yang an sich- substansinya terdapat dalam jiwa. 

Agama bicara adanya kalbu (nurani),akal serta nafsu yang terdapat dalam jiwa beserta karakteristiknya masing masing yang berbeda.Ilmu psikologi yang berkembang dari dunia barat biasanya lebih mengekploitasi unsur emotif dan tidak banyak bicara soal "hati nurani" atau unsur ruhaniah yang lebih dalam-beda dengan ilmu psikologi timur yang berangkat dari deskripsi agama

Jadi bila anda menggumuli neurosains jangan berharap disana ada penjelasan spesifik misal perihal apa itu nurani,akal serta nafsu beserta karakteristiknya masing masing yang berbeda. Apapun penjelasan tentang manusia dalam neurosains itu selalu berangkat dari penjelasan teoritis perihal saraf.Mengapa saya sebut "penjelasan teoritis" dan bukan penjelasan empiris ? Karena soal bagaimana bekerjanya otak-system saraf itu bukan suatu yang full dapat diamati secara empirik seperti manusia mengamati gerak dari sebuah mesin yang full unsur material

Otak materi-saraf dapat di amati secara indera dengan menggunakan alat teknologi tapi apa-bagaimana pikiran yang berlalu lalang didalamnya itu tak dapat diamati.Maka itu muncul istilah teoritis yang disematkan pada neurosains karena neurosains mengamati sesuatu yang tidak bisa full diamati oleh alat teknologi. 

Walaupun terus didalami dan dipelajari hubungan antara pikiran-berpikir (yang tak nampak) dengan unsur saraf yang nampak tapi pada dasarnya itu suatu yang tak bisa full dapat diamati secara langsung secara empiris sehingga unsur teoritis atau penjelasan teoritis akan ikut bermain

*Dalam sains "penjelasan teoritis" muncul ketika sesuatu tidak dapat full diamati secara empiris-secara inderawi.Seperti gerak alam semesta karena keseluruhannya tak bisa full dapat diamati secara empiris maka penjelasan tentang alam sebagiannya bersifat teoretis.Nah karena hubungan otak fisik dengan jiwa-pikiran tak dapat diamati secara empiris oleh alat maka dalam neurosains banyak penjelasan yang sifatnya teoritis-bukan empiris

Jadi visi misi neurosains itu sebenarnya upaya memahami manusia dari persfectif fungsi sarafnya dan sebatas itu-bukan bicara keseluruhan-totalitas tentang jiwa yang an sich substansinya sudah diluar unsur saraf semisal bicara karakter akal budi yang selalu mencari cari kebenaran dengan benar-salah yang hitam putih.

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun