Mohon tunggu...
Ujang Ti Bandung
Ujang Ti Bandung Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kompasioner sejak 2012

Mencoba membingkai realitas dengan bingkai sudut pandang menyeluruh

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Mengembalikan akal ke "setelan pabrik"

13 Januari 2025   06:13 Diperbarui: 13 Januari 2025   07:34 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Bagikan ide kreativitasmu dalam bentuk konten di Kompasiana | Sumber gambar: Freepik

AKAL MENURUT "SETELAN PABRIK"

Anda tahu apa itu akal,logika kemudian berpikir tertib,teratur,tertata, sistematis, konstruktif ?

Itu semua hal hal yang saling berkaitan dan saling paralel dalam tautan hukum sebab akibat ; sebab memiliki akal maka akibatnya manusia bisa berpikir logic yaitu karakter berpikir yang tertata- sistematik.Manusia diberi atau punya akal.Dan logika adalah cara berpikir akal.Karakter alami cara berpikir logika akal itu tertib,teratur, tertata,sistematik, disebut juga dengan istilah "penalaran" akal

Itulah "setelan pabrik" dari akal atau fitrah alami akal yang Tuhan tanam dalam jiwa manusia.Dalam persfective agama wahyu manusia diberi akal itu agar ia bisa berpikir tertata,sistematis,hingga di ujung bisa tahu secara sistematis apa itu benar-salah,baik-buruk,untung-rugi dlsb.hal yang sifatnya dualistik atau "hitam putih".Maka cara berpikir akal selalu dikaitkan dengan cara berpikir "hitam-putih"

Maka anda lihat pada anak anak yang baru akil balig maka biasanya setelan akalnya masih pabrikan-masih alami-belum banyak terkontaminasi beragam filosofi-pemikiran manusiawi sehingga mudah dibawa untuk faham mana benar mana salah.

Tapi tahukah anda bahwa setelan pabrik akal itu bisa rusak bahkan banyak manusia yang tidak suka memakainya lagi atau memakainya hanya untuk bidang tertentu (?) Misal memakainya hanya dalam sains-ilmu fisika tapi tidak untuk mendalami persoalan persoalan metafisik. Ketika mendalami persoalan metafisika mereka tak lagi memakai cara berpikir khas akal yang sistematis karena selalu terus mempersoalkan bukti empirisnya.Bandingkan dengan ketika mereka menggunakannya dalam sains sehingga mereka bisa menghasilkan misal ilmu teknologi sebagai bentuk ilmu yang dibangun oleh karakter cara berpikir akal yang tertata

Jadi jelas disini karakter materialist atau empiristik sangat merusak karakter cara berpikir akal ketika manusia membahas persoalan persoalan metafisika termasuk agama,Padahal agama wahyu untuk difahami kebenarannya memerlukan karakter cara berpikir yang sistematik- tertata-tidak acak apalagi chaotik

...............

Maka pada orang yang masih sehat akalnya biasanya pada berbagai persoalan mereka selalu mencari simpulan benar-salah yang hitam-putih -jelas-terang benderang, Sedang pada orang yang akalnya sudah rusak atau terkontaminasi filosofi-cara pandang atau cara berpikir tertentu maka mereka menghindari  model berpikir hitam-putih seperti itu,Mereka lebih suka filosofi absurdisme,skeptisisme,relatifisme, Apalagi ketika prinsip kepastian kuantum ditemukan itupun dijadikan filosofi cara pandang dalam melihat dan mendeskeipsikan realitas

HAL YANG MERUSAK "SETELAN PABRIK" AKAL

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun