Mohon tunggu...
Ujang Ti Bandung
Ujang Ti Bandung Mohon Tunggu... Wiraswasta - Kompasioner sejak 2012

Mencoba membingkai realitas dengan bingkai sudut pandang menyeluruh

Selanjutnya

Tutup

Filsafat Pilihan

Operasi data dalam AI vs Operasi pikiran dalam jiwa

14 Desember 2024   09:48 Diperbarui: 14 Desember 2024   10:40 26
+
Laporkan Konten
Laporkan Akun
Kompasiana adalah platform blog. Konten ini menjadi tanggung jawab bloger dan tidak mewakili pandangan redaksi Kompas.
Lihat foto
Images ; pc-tablet.co.in

Terus bagaimana caranya membentuk singulatitas AI kalau platform awalnya misal masih memakai model matematis (dibentuk berdasar desain programmer) ?

Kalau misal programmer memberi input-informasi yang katakanlah bersifat acak-tidak terkomputasi secara terstruktur kedalam data base nya apakah kelak bakal lahir robot AI yang bisa milih sendiri mana data yang mau ia pake,mana data yang mau ia pilih mana data yang mau ia perbuat, ...Apakah (sederhananya) seperti itu model teknologi berbasis singularitas yang di imajinasikan sebagian orang ?

Tapi saya klik google ada penjelasan seperti ini ; Singularitas AI adalah ide hipotetis di mana kecerdasan buatan lebih cerdas daripada manusia.25 Sep 2023.
Jadi baru tataran hipotesa,maka orang masih boleh beropini bebas soal itu kan ?

Dalam salah satu novel Vernor Vinge, seorang penulis fiksi ilmiah dan profesor matematika yang terkenal,menggunakan istilah 'singularitas teknologi' untuk menggambarkan masa depan hipotetis di mana teknologi begitu maju sehingga melampaui pengetahuan dan kendali manusia

Jadi betul intuisi saya selama ini bahwa singularitas teknologi dihubungkan dengan teknologi yang kelak seolah sudah bisa berada diluar kendali manusia, Masalahnya,entah bagaimana mengkonsep teknologinya,yang jelas tentu bukan berdasar OS atau operation system seperti sebagaimana yang saat ini masih secara baku diterapkan (sehingga robot AI masih tunduk pada manusia-pada programmernya)

Ya,hukum matematika-algoritma yang diterapkan dalam platform AI saat ini memang masih membuat para robot "setia" tunduk pada penciptanya. Bagaimana kalau setting hukum matematika itu dibuang dari platform AI ? Dan membiarkan AI bikin keputusan sendiri diluar platform matematis yang biasa disusun programmer ?

Masalahnya adalah,bagaimana membuat teknologi AI yang bisa bergerak murni tanpa desain manusia lagi dan "bergerak secara sendiri sendiri menurut apa mau nya " sedang di awal pembuatannya harus oleh manusia (karena AI tak bisa menciptakan dirinya sendiri),Bahan serta platform seperti apa yang mesti dipersiapkan untuk model teknologi seperti itu ?

Kalau bercermin pada manusia yang pikirannya bukan hasil prorammer AI juga bukan berdasar teknologi singularitas, maka manusia bisa berpikir serta berperilaku secara bebas lalu misal mau jadi teis atau ateis atau moderat atau konservatif atau jadi seniman atau jadi teknokrat dlsb. itu bisa terjadi pada diri manusia karena manusia memiliki kesadaran yang tidak dibatasi atau dikonstruks hukum fisika.Lagi lagi kuncinya terletak pada kesadaran,Karena memiliki kesadaran lah maka manusia bisa bebas tanpa perlu ditanam teknologi tertentu untuk mengendali pikirannya

Atau ada pakar soal ini yang mau kasih informasi ?
Yang saya sampaikan hanya nagian dari suara - opini publik-bukan statement pakar teknologi  AI
...................
Artikel ke 4

EPISENTRUM PSIKOLOGI-ILMU JIWA

Jiwa bukan cuma bicara otak fisik dengan miliaran neuron dan fungsi masing masing neuron,aktifitas kelistrikan otak dll. tapi utamanya bicara PIKIRAN- KESADARAN. Bicara jiwa maka tak bisa diamati atau diteropong melulu dari bagian luarnya misal dari mengamati infrastruktur fisik otak karena essensi jiwa manusia terletak dalam alam pikiran dan kesadaran yang tersembunyi dari pengamatan alat teknologi

HALAMAN :
  1. 1
  2. 2
  3. 3
  4. 4
  5. 5
  6. 6
Mohon tunggu...

Lihat Konten Filsafat Selengkapnya
Lihat Filsafat Selengkapnya
Beri Komentar
Berkomentarlah secara bijaksana dan bertanggung jawab. Komentar sepenuhnya menjadi tanggung jawab komentator seperti diatur dalam UU ITE

Belum ada komentar. Jadilah yang pertama untuk memberikan komentar!
LAPORKAN KONTEN
Alasan
Laporkan Konten
Laporkan Akun